Tante tiri istri saya tidak terlalu akrab dengan kami sendiri karena kami tinggal di Surabaya dan dia tinggal di sebuah wilayah di pusat Pulau Kalimantan, jauh dari bandara terdekat. Sampai saat ini, saya sendiri belum pernah bertemu secara langsung dan hanya berkomunikasi melalui Instagram.
Walaupun selama beberapa waktu, dia tidak pernah menimbulkan masalah bagi kami, beberapa pernyataan yang dia buat membuat saya berpikir. Silahkan pembaca memberikan penilaian mereka sendiri.
- Sebelum menikah saya sempat posting foto berdua dengan istri di Instagram lalu beliau komentar “Jangan mepet-mepet ya, belum halal”. Saya hanya balas dengan emoticon senyum.
- Saat kami punya anak, kami posting foto anak kami di Instagram, beliau komentar kalau posting harus pakai “Masya Allah, Tabarakallah”. Oke saya anggap ini hal baik jadi saya terima saja komentarnya.
- “Ngapain jalan-jalan ke Jepang? Uangnya lebih baik buat umroh,” katanya saat kami melakukan perjalanan kedua ke Jepang. Saya menjawab bahwa saya ingin umrohkan orang tua saya terlebih dahulu. Dalam hal agama, dia menjawab bahwa tidak perlu mempertimbangkan orang lain dan tidak membuang-buang uang. Saya tidak meminjam atau berhutang kepadanya selama liburan saya.
- Dia juga punya kakak yang menjadi pedagang es, dan dagangannya setiap hari laris. Dalam suatu kesempatan, dia berbicara dengan kakaknya dan berkata, “Kalo jualan jangan layani pembeli laki-laki mbak, haram, suamimu saja yang layani.” Jika Anda tidak ingin menjual dengan suami Anda, tutup. Setelah dibentak oleh kakaknya selama beberapa waktu, dia akhirnya tidak berani membuat pernyataan lagi.
- Singkatnya, dia DM istri saya dan meminta saya untuk mengundurkan diri dari pekerjaan saya, menganggap posisi sebagai pegawai pajak tidak masuk akal dan haram. Meskipun istri diberi tanggapan yang bijak, dia menolak dan terus memaksa untuk mengundurkan diri. Suami tante ini juga PNS daerah di Dinas Pertanian, yang menerima gaji dari pajak, tetapi dia pikir itu halal. Akhirnya terjadi perdebatan sengit karena istri saya juga merasa sakit hati. Kami menemukan bahwa orang tidak akan mau menerima pendapat kami dan sangat bebal jika mereka sudah memiliki keyakinan, jadi kami memutuskan untuk memblokirnya.
- Setelah kejadian di atas, beliau masih berani untuk pinjam uang ke istri. Padahal kondisinya istri tidak bekerja, semua uangnya dia dapat dari gaji saya yang notabene menurut beliau haram. Plot twist sekali.
Semua omongan beliau terlihat sangat relijius kan? Tapi aslinya tidak seperti itu. Sebelum menikah, beliau sempat tinggal di rumah mertua saya dan sangat hafal dengan sifatnya. Malasnya minta ampun, setiap hari bangun siang, kegiatannya hanya makan dan tidur.
Setelah menikah dan ikut suaminya di Kalimantan beliau sering mengaji dan mendengarkan ceramah lewat Youtube lalu tetiba menjadi orang yang sangat paham agama, semua yang tidak sepaham dianggap salah. Padahal kehidupan sehari-harinya malah sangat tidak relijius.
- Setiap hari streaming ceramah di Youtube sampai tenggah malam, bangun siang hari, kapan sholatnya? Entahlah.
- 3 orang anaknya tidak terurus, yang 1 malah speech delay, sudah umur 3 tahun tapi belum bisa bicara karena ibunya sibuk main HP dan anaknya jarang diajak berkomunikasi. Seringkali anaknya yang besar disuruh masak mie instan sendiri jika mau makan padahal masih SD.
- Jika di rumah orang anaknya terlihat sekali seperti kesetanan jika disediakan makanan, belum lagi saat menginap di rumah mertua saya anaknya sempat buang air di celana dan kotorannya tercecer dimana-mana. Tetapi beliau cuek dan tidak ada inisiatif membersihkan, sampai akhirnya mertua yang membersihkan sambil menahan emosi.
Mertua telah bersabar dengan adik tirinya selama ini. Namun, saat kejadian terjadi, dia emosi dan akhirnya menabrak adiknya. Sampai saat ini, tampaknya mereka belum mencapai kesepakatan.
Saya tidak pernah mempermasalahkan kepercayaan orang lain, apakah itu di YouTube atau di tempat lain yang tidak saya pedulikan. Sangat penting untuk menghindari memaksakan kepercayaan Anda pada orang lain. Relijius baik, tetapi jangan terlalu religius.