Ternyata dokter tersebut juga berpraktek di RSAB. Salam kenal, dok sebelumnya.
Selain itu, untuk membantu orang lain di Quora memahami migrain, saya menyertakan beberapa informasi yang saya temui.
Sumber gambar: wikihow
Apa itu migrain?
Sakit kepala sebelah yang nyeri dan berulang adalah migrain. Biasanya terjadi di salah satu sisi kepala, tetapi kadang-kadang terjadi di kedua sisi kepala juga.
Nyeri muncul dengan cepat dan bisa disertai dengan gejala gangguan penglihatan seperti berkunang-kunang, masalah saraf, atau masalah saluran pencernaan seperti mual dan muntah.
Siapa saja yang dapat terkena migrain?
Sakit kepala sebelah ini dapat muncul pada usia berapa pun, tetapi biasanya muncul pada awal masa dewasa. Biasanya muncul antara sepuluh dan tiga puluh tahun, dan kadang-kadang hilang setelah lima puluh tahun. Wanita dengan riwayat keluarga migrain lebih rentan terkena migrain.
Apa yang menyebabkan migrain?
Faktor internal dan eksternal dapat menyebabkan migrain. Faktor internal adalah peningkatan hormon selama siklus menstruasi. Lebih dari separuh orang yang menderita migrain memiliki anggota keluarga yang juga menderita penyakit ini, sehingga ada kemungkinan bahwa penyakit ini diturunkan secara genetik. Seorang anak yang memiliki salah satu orang tua yang menderita migrain memiliki risiko lima puluh persen untuk menderita migrain. Jika kedua orang tua tersebut menderita migrain, risiko anak tersebut meningkat hingga tujuh puluh lima persen.
[1]
. Faktor internal lainnya adalah perubahan metabolisme otak.
Faktor eksternal meliputi keadaan stress, kelelahan atau terlalu banyak tidur, puasa atau terlambat makan, perubahan cuaca, perbedaan tekanan udara (pada ketinggian), beberapa jenis makanan dan atau obat-obatan.
Gambar patofisiologi dari migraine, sumber: Neuropsychiatry of Chronic Migraine – Pathophysiology and Treatment
Arteri yang menuju otak menyempit dan kemudian melebar, mengaktifkan reseptor nyeri di dekatnya, yang menyebabkan migrain. Tidak ada yang tahu apa yang menyebabkan pembuluh darah mengerut dan melebar. Namun, kadar serotonin yang rendah dapat menyebabkan konstriksi pembuluh darah, yang terkadang dapat menyebabkan migrain.
Makanan, stres, jet lag, lampu terang dan berkedip-kedip, dan berhenti minum kopi atau teh secara tiba-tiba dapat menyebabkan pembengkakan pembuluh darah.
Fase dari migrain
Serangan migrain sering dilaporkan memiliki empat fase
[2]
, yaitu:
- Fase prodromal atau premonitori
Gejala-gejalanya sering sulit digambarkan dan muncul dalam hari dan jam. Gejalanya dapat berupa menguap, tegang leher/tengkuk, haus, dan poliuria. - Fase aura
Pada 28% pasien migrain, fase prodromal alam berkembang menjadi fase aura dan dapat langsung atau bersamaan dengan fase sakit kepala. Pasien dapat mengalami halusinasi visual dan pendengaran, perasaan gangguan fisik dan mental dan bahkan kehilangan sebagian pengelihatan. - Fase sakit kepala
Digambarkan sebagai tekanan berdenyut yang intensif dengan peningkatan tekanan intrakranial yang berujung pada mual, sensitif terhadap cahaya, suara dan penciuman. - Fase postdromal
Fase ini dikarakterisasikan dengan gejala-gejala termasuk kelelahan dan buruknya konsentrasi seperti masalah kognitif (kemampuan komprehensif dan penurunan tingkat mood, hingga depresi).
Klasifikasi migrain
Saat ini, migrain diklasifikasikan menggunakan International Classification of Headache Disorders (ICHD-3).
- Migrain episodik
Lima sakit kepala setidaknya 4 (empat) hingga 72 jam dan dapat digambarkan oleh dua dari empat kriteria pertana, dan satu dari tiga kriteria terakhir: 1) lokasi unilateral, 2) berdenyut, 3) nyeri sedang hingga parah, 4) gangguan oleh atau penghindaran aktifitas fisik, 5) mual dan/atau muntah, 6) foto fobia, 7) phonofobia - Migrain kronik
Sakit kepala (tegangan atau seperti migrain) setidaknya 15 hari perbulan untuk lebih dari tiga bulan dan setidaknya delapan sakit kepala perbulan.
Faktor risiko terkait pengobatan:
- Pengobatan akut yang tidak efektif
Risiko kronifikasi migrain meningkat dua kali karena pemaparan terhadap nyeri yang lebih lama, semakin memungkinkan terjadi penurunan ambang batas ketika serangan migrain selanjutnya. - Penggunaan obat migrain berlebihan
Pengobatan kronis memfasilitasi kronifikasi migrain melalui ketergantungan obat dan toleransi. Sakit kepala yang disebabkan kelebihan konsumsi obat sakit kepala/ medication-overuse headache (MOH) merupakan bentuk kronis migrain kronis yang sering dihasilkan dari penggunaan berlebihan dari barbiturat, analgesik, atau opioid (atau kombinasi keduanya).
Faktor risiko terkait metabolisme
Beberapa penelitian menyarankan obesitas dan sindrom metabolik merupakan faktor risiko pada peningkatan keparahan migrain dan peningkatan seperti progresi dari frekuansi episodik kronis.
Faktor risiko terkait psikologis
Migrain kronis (bukan migrain episodik) secara signifikan berhubungan dengan kelainan neurologis lainnya seperti epilepsi dan stroke sama seperti penyakit psikiatrik seperti depresi, kecemasan, gangguan bipolar dan post traumatic stress disorder (PTSD).
[3]
Depresi, kecemasan, dan gangguan bipolar memiliki hubungan dua arah dengan migrain dan dapat meningkatkan risiko kronifikasi jika tidak diobati.
Gangguan bipolar II dikaitkan dengan risiko tinggi mengembangkan migrain.
[4]
Pengobatan migrain
Dapat diklasifikasikan menjadi terapi simtomatik (mengurangi gejala) atau terapi preventif (pencegahan).
Terapi simtomatik
Mayoritas dari obat anti migrain spesifik adalah 5-HT receptor agonis meliputi turunan ergot (ergotamine tartrat, dan dihidroergotamin, golongan triptan (sumatriptan, zolmitriptan, rizatiptan, naratriptan, eletriptan, frovatriptan, dan almotriptan).
- Turunan ergot
Telah tergantikan triptan disebabkan efek samping yang signifikan yaitu interaksinya dengan banyak subtipe dari reseptor 5-HT, alfa adrenoceptor dan reseptor dopamine D2. Penggunaan turunan ergot yang sering dikaitkan dengan sakit kepala yang diinduksi oleh ergotamin. - Triptan
Merupakan kelompok obat yang efektif dalam mengobati migrain dalam sejumlah uji acak terkontrol. Setiap obat triptan memiliki profil efikasi dan keamanan yang berbeda dan juga farmakokinetik dan farmakodinamiknya. Oleh karena itu, keuntungan terapi triptan adalah terapi yang dapat di individualisasikan kepada setiap pasien.Saat ini, triptan diindikasikan untuk terapi akut migrain sedang hingga parah dan menguntungkan jika diberikan pada awal fase sakit kepala.
Terapi pencegahan
Strategi pencegahan yang tepat dapat secara efektif menurunkan kejadian migrain dan membantu mencegah keparahan migrain ketika muncul.
- Topiramat
merupakan salah satu obat yang secara luas diteliti untuk migrain kronis. Topiramat diketahui secara signifikan sangat efektif dalam menurunkan sakit kepala dan meningkatkan kualitas hidup dari pasien migrain. Efek samping dari topiramat (>10% insiden) meliputi rasa lelah (fatigue), depresi, somnolensi (keadaan kesadaran menurun/cenderung tidur), dan paresthesia. - Botulinum neurotoxin (BoNT-A)
Analisis menunjukan sediaan BoNT-A yang tersedia di pasaran secara statistik signifikan mengurangi kejadian sakit kepala dibandingkan dengan plasebo. - Amitriptilin (dosis rendah) dan propranolol dipertimbangkan sebagai agen pencegahan migrain yang efektif dengan komorbid gangguan psikiatrik.
- Asam valproat efektif dalam pencegahan migraine pada pasien dengan gangguan bipolar.
Teknik neuromodulasi
Neuromodulasi merupakan pendekatan yang baru dalam terapi migrain kronik. Teknik ini melibatkan stimulasi magnetik pada sirkuit saraf spesifik pada otak. Sebagai pilihan terapi non-farmakologis, neuromodulasi dapat menghindari reaksi obat yang merugikan terkait pengobatannya.
Sumber gambar: Neuromodulation | California Pain Medicine Center
Ada dua tipe utama dari teknik neuromodulasi: yaitu neuromodulasi sentral dan perifer.
Teknik neuromodulasi sentral (stimulasi magnetik transkranial dan stimulasi arus langsung transkranial) belum diteliti secara cukup.
Teknik neuromodulasi perifer berupa Non-invasive vagus nerve stimulation (nVNS) sebelumnya telah digunakan untuk mengobati epilepsi dan depresi. Pada sebuah penelitian melibatkan pasien migrain kronik, dosis 90 detik dua unilateral nVNS (terpisah 15 menit) menyebabkan 22% migrain kronis tersembuhkan dengan serangan 43% memiliki penurunan pada nilai nyeri.
Neuromodulasi tertarget pada saraf oksipital dan korteks visual sebelumnya telah digambarkan pada sebuah terapi yang efektif untuk menurunkan kluster sakit kepada yang kronis. Jenis dari teknik neuromodulasi tertarget termasuk: occiupital nerve stimulation (ONS) dan stimulasi supraorbital (SONS) melibatkan penggunaan pada arus.
Target neuromodulasi berupa:
- stimulasi saraf oksipital (ONS) dan stimulasi saraf supraorbital SON) menunjukan arus elektrik sedang pada saraf oksipital.
Terapi suportif
Terapi nonfarmakologis yang dapat dilakukan untuk mengurangi migrain adalah
- Terapi sikap dan perilaku : Stress dikaitkan sebagai salah satu pemicu timbulnya migrain. Kurangi stress dengan belajar mengontrol stress dipercaya dapat mengurangi migrain.
- Akupuntur: Beberapa penelitian menunujukkan akupuntur dapat mengurangi nyeri dan frekuensi serangan migrain.
- Yoga: melakukan yoga secara teratur minimal selama 3 bulan secara signifikan dapat mengurangi nyeri dan frekuensi serangan.
- Suplemen herbal dan vitamin: mengonsumsi suplemen vitamin seperti vitamin B2 (riboflavin) dan koenzim Q10 diketahui dapat membantu dalam mengurangi frekuensi serangan.
Semoga dapat membantu~
Sumber: Junaidi I., sakit kepala, migrain, dan Vertigo. Seri kesehatan populer. BIP
Catatan Kaki
Neuropsychiatry of Chronic Migraine – Pathophysiology and Treatment
[3]
Migraine and its psychiatric comorbidities
[4]