Sebenarnya, dalam kehidupan ini, jika dilihat dari sudut pandang pendidikan, ada dua kutub ekstrim yaitu orang-orang cerdas dan orang-orang bodoh. Dari sini, kita dapat melihat siapa yang lebih bijaksana dalam menangani masalah, lebih kritis, lebih kreatif, atau lebih berorientasi pada solusi. Ya, mereka adalah orang-orang cerdas.
Namun, sebenarnya ada orang-orang cerdas yang menjadi bodoh, dan ada orang-orang bodoh yang bisa menjadi cerdas. Bagaimana bisa? Tentu saja bisa, ketika orang-orang cerdas berhenti belajar setelah mereka lulus dan mendapatkan gelar. Sementara itu, orang-orang bodoh yang tidak memiliki pendidikan tinggi terus belajar setiap hari, setiap saat, tanpa henti.
Jadi, intinya adalah kesuksesan seseorang tidak ditentukan oleh sekolahnya, tetapi oleh pola belajar yang terus-menerus dan tanpa henti. Jadi, jika ada seseorang yang mengatakan bahwa sekolah tidak penting bagi seorang pengusaha, sebenarnya sekolah itu penting karena dengan sekolah, niat kita untuk belajar benar-benar hadir. Jika kita tidak sekolah, tidak akan ada hari di mana kita dipaksa untuk belajar. Sementara persaingan yang sangat ketat ini membuat seorang pengusaha setidaknya harus memiliki dua hal: pendidikan yang baik dan orientasi pada tindakan. Tidak lagi saatnya seseorang menjadi pengusaha dengan hanya mengandalkan tindakan nekat yang penuh keberanian dan sejenisnya, tetapi juga harus didukung oleh jiwa dan pikiran yang terdidik agar dapat membuat keputusan yang tepat.
Selain itu, pendidikan yang tinggi tidak hanya membuat kita menjadi seorang yang terpelajar yang selalu ingin belajar, tetapi juga memberikan jaringan yang lebih luas. Saya memiliki banyak cerita bisnis yang berjalan lancar dan mengalami perkembangan yang luar biasa karena saya menjadi bagian dari ikatan alumni dan menjadi bagian dari komunitas orang yang terpelajar. Tugas kita selanjutnya adalah terus belajar