Saya berbicara tentang konteks Indonesia. Masyarakat Indonesia terdiri dari beberapa suku bangsa yang masing-masing mempunyai bahasa tersendiri. Bahkan suku yang sama tetapi berbeda daerah dapat berbicara dengan logat yang berbeda. Keadaan ini mengharuskan bangsa ini menggunakan bahasa yang sama untuk komunikasi antar suku.
Bahasa kesatuan Indonesia adalah bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa melayu riau atau disebut juga bahasa melayu tinggi. Seiring dengan perubahan komunikasi antar suku, bahasa Indonesia semakin sering digunakan dan bahasa daerah otomatis tergeser. Selain itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa pengantar di sekolah, dan media pers juga umumnya menggunakan satu bahasa.
Di daerah-daerah yang penduduknya homogen secara etnis, bahasa daerah masih sering digunakan. Misalnya, di kota yang 95% penduduknya adalah orang Jawa, bahasa Jawa tetap menjadi bahasa sehari-hari yang dominan di masyarakat setempat. Namun, jika wilayah tersebut tidak mempunyai etnis yang dominan (tidak ada satu kelompok etnis pun yang mencakup lebih dari 50% populasi), bahasa Indonesia biasanya merupakan bahasa yang digunakan. Misalnya, Jakarta yang memiliki jumlah penduduk Jawa terbanyak, namun hanya 30%, belum lagi suku lain seperti Betawi, Sunda, Batak, Minang, Tionghoa, dan Melayu. Suka atau tidak suka, masyarakat Jakarta menggunakan bahasa Indonesia saat berbicara. Mungkin sebagian orang Jawa atau Batakan berbicara dengan bahasa sukunya, tapi itu karena mereka sudah lama terbiasa berbahasa Indonesia, padahal sesama sukunya juga bisa berbahasa Indonesia.
Saya yakin bahasa suku atau bahasa daerah tidak akan hilang sepenuhnya dari Indonesia. Namun memang ada beberapa bahasa yang terancam punah, terutama bahasa suku yang jumlahnya sedikit, karena mau tidak mau memilih bahasa yang lebih dominan untuk komunikasi sehari-hari.