Target reksadana saham adalah mengalahkan pasar atau index, sedangkan reksadana index bertujuan untuk menyamakan diri dengan index saham yang dimaksud. Dalam melakukannya, manajer investasi reksadana saham berusaha secara aktif membeli, menjual, atau mempertahankan saham yang mereka miliki agar hasilnya melebihi index. Manajer investasi di reksada saham membutuhkan kemampuan trading dan investasi yang sangat baik.
Sedangkan pada reksadana index tidak memerlukan manajer investasi yang handal. Tugasnya hanya perlu menyamakan komposisi saham dan bobot dengan index yang ada. Misal untuk Indonesia ada index LQ45 sebagai motor penggerak IHSG yang berisi saham-saham yang mempunyai pengaruh besar pada index. Manajer investasi reksadana index hanya perlu mengikuti membeli saham-saham yang ada pada LQ45.
Perbedaan penanganan manajer investasi sangat mempengaruhi biaya manajemen investasi. Di reksadana dinamakan expense ratio yang berkisar 2-6%. Khusus untuk reksadana indeks sekitar 1.6%. Jadi kalau keuntungan reksadana saham misal 6%, maka yang diterima investor 0 – 4% setelah dikurangi expense ratio. Kalau keuntungan reksadana saham index 6% maka investor menerima 4.4% setelah dikurangi expense ratio 1.6%. Lumayan kan selisihnya. Semakin besar biaya manajemen, semakin kecil keuntungan yang kita dapat. Dan perbedaan ini akan semakin besar dengan berjalannya waktu (compounding interest).
Menurut penelitian, 70% reksadana saham tidak dapat mengalahkan reksadana index karena biaya manajemen investasi.
Di Amerika Serikat, dana kelolaan reksadana index lebih besar daripada reksadana saham. Reksadana indeks diinvestasikan oleh banyak orang yang ingin atau sudah mencapai kemandirian keuangan. Karena reksadana saham sangat sulit untuk mengalahkan reksadana index, Peter Lynch, salah satu investor terkenal, menyarankan untuk berinvestasi dalam reksadana index.
Untuk list reksadana index yang ada di Indonesia sebagai berikut:
Di Indonesia Reksadana index kurang populer dibandingkan reksadana saham. Per Desember 2021 total dana kelolaan reksadana index sebesar 9T. Sedangkan dana kelolaan reksadana saham 147T, atau 16 kali lipat lebih. Tetapi kalau melihat trend jumlah dana kelolaan reksadana index tahun 2016 sampai 2021, pertumbuhannya meningkat sangat tajam berkali-kali lipat dibandingkan reksadana saham. Bukti Reksadana index mulai banyak dikenal.
Dana Kelolaan Index Fund Tembus Rp9,1 Triliun pada November, Ini Manajer Investasi Juaranya
Dana Kelolaan Reksadana Saham Oktober Tembus Rp147 Triliun, Ini Manajer Investasi Juaranya
Pertumbuhan Reksadana index 2016–2021
Pertumbuhan Reksadana saham 2016–2021
Untuk reksadana saham juga ada resiko yang lebih tinggi dibandingkan reksadana index. Karena manajer investasi mungkin membeli saham yang tidak sehat yang berpotensi menghasilkan kerugian besar, reksadana saham harus dipilih dengan sangat hati-hati. Di sisi lain, reksadana index memiliki isi saham yang jelas dan tidak aneh.
Dengan mempertimbangkan keuntungan dan kerugian di atas, reksadana index lebih baik daripada reksadana saham bagi mereka yang ingin berinvestasi dalam saham tetapi tidak memiliki banyak waktu untuk melakukan analisis.
Anda dapat melihat video penjelasan reksadana indeks di sini:
Keunggulan Investasi Reksadana Indeks: Kelas Bibit ft. BNI Asset Management — Blog Bibit