Ketika berbicara tentang mengejar ilmu, tentu saja itu adalah hal yang wajar. Namun, hal tersebut berbeda ketika berbicara tentang kesesuaian lingkungan sekolah. Perbedaan usia membatasi seseorang dalam bersosialisasi. Cara bergaul pun berbeda tergantung pada usia.
Jika melihat dari segi kematangan berpikir, hal tersebut bisa menjadi masalah tersendiri. Meskipun seseorang terlihat lebih dewasa, bukan berarti ia cocok berada di lingkungan yang masih dipenuhi oleh anak-anak. Pada usia 20 tahun, saya rasa pemikiran seseorang sudah berbeda dengan siswa SMA secara umum. Jika dipaksakan, pasti akan terjadi perbedaan dalam pergaulan dengan teman sebaya. Kemungkinan buruknya adalah terus mengalami perasaan terasing. Saya merasakannya, setelah mengambil Gap year selama 2 tahun dan kemudian mendaftar kuliah, suasana pergaulan yang saya alami sedikit tidak nyaman. Tentu saja ada konsekuensinya. Kita semua tahu bahwa kehidupan sosial itu penting, bukan?
Cara guru mengajar juga akan menyesuaikan dengan mentalitas siswa SMA yang normal. Tentu saja guru tidak mungkin repot-repot mengubah pola pembelajaran hanya untuk satu orang.
Menurut saya, masih banyak alternatif lain selain masuk SMA. Saya sendiri tidak terlalu ingat apa yang diajarkan saat SMA, kecuali beberapa momen penting yang diingat dari guru-guru yang berkesan. Bagi saya, SMA adalah bagian dari proses pembentukan karakter menuju kedewasaan.
Pada usia itu, saya masih mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi dalam proses pendewasaan. Sekolah menjadi pengawas dan pembimbing agar setidaknya kita dapat beradaptasi dengan dunia masyarakat.
Bagi mereka yang sudah melewati usia pendewasaan (rata-rata usia 16-19 tahun), rasanya rugi jika kembali ke pendidikan yang sebenarnya dirancang untuk usia 16-19 tahun.
Lebih baik memang jika sudah masuk kampus atau bekerja sekaligus. Jika belum memenuhi syarat untuk masuk kampus, ada alternatif lain yang bisa diambil untuk memenuhi syarat tersebut. Menghadapi teman yang tidak sebaya kadang-kadang melelahkan jika dipaksa untuk bergaul secara setara. Saya belum sepenuhnya memahami konteks yang sedang dihadapi oleh orang tersebut, tetapi setidaknya ini adalah jawaban yang bisa saya berikan.