Tingkat Literasi Finansial yang Rendah. Data indeks Inklusi atau akses terhadap produk dan layanan jasa keuangan di Indonesia hanya mencapai 76,19% populasi. Namun, indeks literasi finansial (pemahaman keuangan) hanya mencapai 38,03% populasi, yang mencakup perbankan, asuransi, dan jasa keuangan lainnya. Bagaimana dengan angka literasi finansial khusus investasi? Angkanya dipotong lagi separuhnya.
Dalam praktiknya, sebagian besar masyarakat Indonesia cenderung melakukan investasi tanpa memahami sepenuhnya dan enggan untuk mempelajarinya lebih dalam.
Ini berarti bahwa banyak orang di negara kita yang kurang paham secara finansial. Mereka menabung, berutang, dan berinvestasi dalam berbagai hal, termasuk agama, namun sebagian besar dari mereka tidak tahu dan tidak memahami sepenuhnya apa yang mereka lakukan. Hal ini mirip dengan menandatangani sesuatu tanpa membaca syarat dan ketentuannya. Akibatnya, mereka tertipu bukan karena penipuan, tetapi karena kebodohan mereka sendiri.
Hal yang sama berlaku untuk aplikasi keuangan yang tidak sah, baik itu berkedok pinjaman online atau investasi. Aplikasi keuangan yang legal sudah terdaftar di OJK dan Anda dapat memeriksanya sendiri di situs web mereka. Namun, masyarakat tetap saja menggunakan aplikasi ilegal dengan berbagai alasan, meskipun promosinya melalui blast SMS yang jelas-jelas dilarang. Ketika mereka menjadi korban peretasan atau penipuan, itu bukanlah kesalahan siapa pun, tetapi kesalahan masyarakat yang menggunakannya tanpa memastikan keabsahan dan kelegalitasannya.
Menurut definisi OJK, indeks literasi keuangan mencakup pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku, sedangkan indeks inklusi keuangan mencakup penggunaan layanan keuangan.
Sayangnya, tingkat literasi finansial di masyarakat kita memang sangat rendah. Hanya 38% dari Pengguna Jasa Keuangan yang memiliki pengetahuan, keterampilan, keyakinan, sikap, dan perilaku yang benar. Hal ini disebabkan oleh kurangnya edukasi finansial baik di masyarakat maupun di sekolah. Dari rumah, SMA, hingga kuliah, jarang sekali diajarkan mengenai investasi seperti reksadana atau saham. Literasi finansial yang diajarkan oleh masyarakat kita biasanya hanya sebatas “bunga bank itu riba” atau sekadar “menabung”, bukan mengenai hal-hal seperti Manajemen Hutang, Perencanaan Keuangan, Investasi, bahkan Program Pensiun.
Namun sebenarnya, akses terhadap literasi finansial ini sangat mudah bagi mereka yang ingin belajar. Ada ribuan artikel finansial di internet seperti Quora dan puluhan buku mengenai investasi yang dapat diakses secara gratis melalui aplikasi IPUSNAS (Perpustakaan Nasional). Jadi, jika memang malas membaca, tentu saja akan sulit untuk meningkatkan literasi finansial.