Pada kenyataannya, komputer memiliki kemampuan untuk melakukan inovasi dan menunjukkan kreativitas. Salah satu contohnya terjadi pada tahun 2015, dimana sekelompok peneliti AI yang terdiri dari Antoine Cully, Jeff Clune, Danesh Tarapore, dan Jean-Baptiste Mouret menemukan sebuah anomali yang bertentangan dengan asumsi bahwa komputer tidak dapat melakukan inovasi.
Para ilmuwan ini melakukan pelatihan pada robot agar dapat beradaptasi dalam lingkungan yang telah disimulasikan, bahkan ketika kakinya dipotong. Saat menguji hasil pelatihan yang telah dilakukan, mereka menemukan bahwa robot tersebut memberikan hasil yang tidak mungkin, yaitu mampu berjalan dengan bidang kontak 0% dari badan robot jika kakinya dipotong di tengah simulasi.
Melihat Argumen Kreativitas AI
Argumen pertama tentang ketidakadaan kreativitas AI adalah bahwa AI dibuat oleh manusia. Robot, yang dalam bahasa Czesh berarti budak, beroperasi sesuai dengan aturan yang telah ditentukan oleh manusia (kumpulan program/instruksi/parameter). Sementara manusia tidak terbatas oleh aturan, sehingga kreativitas yang dimiliki AI bukanlah kreativitas yang sejati, melainkan kreativitas yang telah direkayasa.
Namun, argumen ini memiliki dua kelemahan utama. Pertama, pada kenyataannya, manusia juga terdiri dari aturan umum yang berlaku bagi mereka. Jika AI/komputer terdiri dari himpunan bilangan basis 2 (biner, 1 dan 0), maka manusia terdiri dari himpunan bilangan basis 4 (A, T, C, G dalam DNA). Aturan-aturan sederhana ini membentuk ribuan bahkan jutaan lapisan kompleksitas yang pada akhirnya membentuk kreativitas itu sendiri.
Kedua, jika dilihat dari segi teknis, Kecerdasan Buatan sendiri sebenarnya mengikuti cara manusia belajar. Tidak seperti pembuatan aplikasi atau perangkat lunak yang harus dikodekan oleh manusia dari awal hingga selesai, Kecerdasan Buatan belajar dan membentuk pengetahuan (dalam bidang Machine Learning biasa disebut model) yang dimilikinya dengan mempelajari ribuan bahkan jutaan data pelatihan. Baik itu dengan bimbingan (supervised), aturan (reinforcement learning), atau tanpa bimbingan (unsupervised). Terdengar familiar? Tentu saja, Anda dapat melihat bagaimana Anda belajar sesuatu dan apa yang manusia lakukan tidak jauh berbeda.
Apa yang membedakan manusia dengan AI? Perbedaannya terletak pada range bakat. Manusia memiliki berbagai bakat di berbagai bidang, sedangkan AI hanya memiliki bakat pada domain yang spesifik yang telah dilatih. Meskipun AI memiliki daya tahan yang tinggi dan tingkat akurasi yang baik, ia tidak dapat membedakan antara satu wajah manusia dengan wajah lainnya.
Mungkin argumen terkait kreativitas AI yang tepat adalah sebagai berikut:
Tanpa keberadaan manusia untuk melatih AI dalam melaksanakan task tertentu, maka AI tersebut tidak akan dapat berbuat apa-apa —Manusia sebagai Creator AI berkontribusi akan kreativitas agen AI—. Akan tetapi tanpa adanya kemampuan neural computing yang cepat dan akurat maka task complex (seperti membedakan muka) tidak akan dapat berjalan dengan akurat dan baik.