Negara sebesar itu tidak akan bisa dikelabui oleh teknologi AI yang bisa diakses secara gratis maupun berbayar. Investasi dan proyek pengembangan senjata nuklir bernilai sangat mahal, sistem pengamannya juga dibuat berlapis.
Mungkin sudah banyak yang mengetahui, kode peluncuran nuklir dibawa menggunakan tas khusus ini. Perintah peluncuran senjata nuklir tidak diberikan melalui instruksi lisan, tetapi juga menggunakan kode yang sesuai.
Sebelum mencapai tahap kode ini, terdapat proses yang harus dilalui, dengan prosedur lengkapnya seperti ini.
Pada dasarnya, proses peluncuran nuklir melibatkan banyak orang, bukan hanya perintah tunggal dari Presiden. Anggota di Pentagon juga memiliki kewenangan untuk memverifikasi perintah ini secara langsung.
Dan pada akhirnya, yang menghubungi operator senjata nuklir bukanlah suara Presiden atau yang dibuat dengan AI. Operator senjata nuklir bahkan tidak mendengar suara Presiden, mereka hanya menerima transmisi atau pesan untuk menggunakan senjata.
Pesan yang diterima oleh mereka juga berupa kode rahasia, jika tidak sesuai maka senjata tidak dapat digunakan. Hanya Presiden yang mengetahui kode atau sandi yang tepat, dan ini diubah secara teratur agar Presiden sebelumnya tidak dapat mengakses kode peluncuran nuklir saat ini.
Peluncuran darat juga memerlukan minimal 2 operator dari 5 lokasi yang berbeda untuk melakukan verifikasi secara bersamaan. Jika persyaratan ini tidak terpenuhi, senjata nuklir tidak dapat diluncurkan.
Pada dasarnya, suara Presiden tidak memiliki arti apa pun selain untuk berkomunikasi dengan orang-orang di Pentagon. Jika misalnya Biden tiba-tiba tercekik biji salak dan tidak dapat berbicara, senjata nuklir masih dapat digunakan selama prosedur di atas dapat dilakukan.