Ibu begitu tulus dan penuh kasih sayang. Meskipun ibu tidak menyelesaikan pendidikan sampai SD, tetapi saat saya berada di kelas 1 dan 2 SD, saya selalu masuk dalam peringkat 10 besar. Hal ini karena ibu selalu menemani saya belajar dan mengulang pelajaran di sekolah.
Ibu mengambil keputusan besar untuk pergi ke Arab menjadi TKW, dan tentu saja ini sudah dipertimbangkan mengingat situasi ekonomi yang sulit saat itu.
Sejak saat itu, saya kehilangan fokus dalam belajar dan pada kelas 4 SD, saya tidak naik kelas. Selama 2 tahun saya dibiarkan sendiri tanpa perhatian orang tua, karena ayah saya tegas dan galak saat menemani saya belajar. Metodenya adalah setiap pulang ngaji atau setelah solat Isya, saya belajar sampai jam 9 malam. Saya merasa stres, belajar sendiri tanpa pemahaman, dan sulit untuk bertanya atau meminta bimbingan, karena ayah tidak sabar seperti ibu. Ayah sering kali memarahi saya jika saya tidak mengerti dan bahkan memukul saya. Huaah, tapi dampaknya masih terasa sampai sekarang, setiap setelah Isya, saya secara otomatis belajar. Saya belajar apa pun yang ada. Jika tidak belajar, rasanya agak aneh.
Setelah ibu kembali ke tanah air, saya bisa fokus belajar lagi. Dan yang lebih penting, saya menjadi lebih percaya diri. Ibu saya menemani saya ke kelas ketika saya kembali masuk kelas 4. Dia memberi saya semangat, katanya tidak masalah jika tidak naik kelas, yang penting belajar dengan benar dan jujur. Karena teman-teman yang nilainya kurang bisa naik kelas karena orang tuanya memberi sogokan kepada wali kelas. Ibu saya sempat ditawari, namun beliau tidak mau dan membiarkan saya tetap menjalani proses ini.
Pengorbanan dan ketulusan ibu yang membuat saya bisa sampai sekarang. Semoga Allah senantiasa menjaga dan memberikan rahmat serta keberkahan dalam setiap langkah dan hembusan nafasnya.