Akhir-akhir ini saya lebih sering membaca artikel ilmiah daripada buku teks (termasuk buku-buku di luar bidang keilmuan saya). Jadi, mungkin strateginya hanya cocok untuk urusan dengan artikel ilmiah.
Setidaknya, saya akan membaca artikel ilmiah tersebut dua kali. Kali pertama, saya akan fokus pada konsep dan hasilnya sambil menangkap ide besar yang ingin disampaikan. Pada pembacaan kedua, saya akan mulai mendalami bagian-bagian yang menarik dan perlu dipelajari. Proses ini memakan waktu lebih lama karena melibatkan berbagai referensi yang dipakai.
Saya menulis catatan tentang temuan baru saya. Hal ini dimaksudkan untuk mempermudah pencarian informasi yang telah saya pelajari. Dalam penulisan artikel ilmiah, saya memberikan tanda pada artikel tersebut dengan highlight dengan berbagai warna karena saya menggunakan referensi manager.
Untuk memahami artikel ilmiah yang memiliki banyak rumus, saya biasanya akan mencetaknya daripada membacanya di layar komputer. Ini karena saya perlu membuat catatan yang terkait dengan rumus yang dituliskan.
Saya dapat memastikan bahwa pertanyaan muncul selama prosesnya. Saya akan menyampaikan berbagai hipotesis yang muncul di benak saya melalui email ke penulis artikel tersebut jika saya tidak dapat menemukan jawabannya.