Beli es kelapa muda saat hujan.
Saya masih ingat dengan jelas ketika saya masih di SD, sepulang dari acara PKK di kantor kecamatan, ibu mengajak saya ke warung kelapa muda untuk membeli beberapa bungkus es kelapa muda.
Gambar hanya pemanis, diambil dari Google
“Ma, hujan-hujan enaknya minum yang anget-anget, kok malah beli es kelapa muda?” Saya bertanya spontan kepada ibu saat hujan cukup deras.
“Awas, jangan minggir-minggir, nanti Kamu basah kena air hujan,” kata ibu, tanpa menjawab pertanyaan saya. Sebaliknya, dia hanya tersenyum.
Saya diajak duduk di meja makan oleh ibu ketika saya tiba di rumah. “Nang, kamu tau ngga sih, gimana rasanya dikasih semangat dan keyakinan ketika kita hampir putus asa?” kata ibu sambil membuka bungkusan es kelapa muda.”
Saya masih berusaha mencerna pertanyaan ibu.
Ibu kemudian melanjutkan, “Dengan beli es kelapa muda pas hujan-hujan kayak tadi, mama cuma mau ngasih tau bapak penjual es kelapa muda supaya dia ngga putus asa, karena yang namanya rejeki itu sudah diatur sama Yang Maha Kuasa.”
Sejujurnya itu pertama kali ibu saya mengajak saya membeli es ketika hujan. Namun setelahnya, saya sering mendapati ibu saya melakukan hal yang sama, atau hal-hal lain yang serupa.
Ibu pernah menjahitkan baju kantornya di tetangga yang baru selesai kursus menjahit.
Ibu pernah hanpir setiap hari membeli mie ayam di warung baru dekat rumah karena warungnya masih sangat sepi.
Ibu pernah memborong keripik usus dagangan tetangga yang baru saja kena fitnah pakai usus ayam tiren.
Teman-teman yang baik, saya tidak terlahir dari keluarga yang ekonominya berlebih. Ibu saya tidak selalu mampu memberikan apa yang saya inginkan. Namun beliau selalu mencukupkan segala yang saya dan saudari saya butuhkan. Dan salah satu hal terbaik yang saya dapatkan dari ibu adalah, bahwa saya didik untuk menjadi seorang anak bagi setiap ibu dan bapak, saya dididik untuk menjadi adik bagi setiap kakak dan menjadi kakak bagi setiap adik, saya dididik untuk menjadi teman bagi mereka yang sedang kesepian, saya dididik untuk menjadi manusia yang selalu berbahagia dengan memberikan kebahagiaan kepada mereka yang pantas.
Belum… saya belum menjadi orang yang baik sebagaimana yang ibu saya cita-citakan. Sampai hari ini saya masih berusaha dan belajar untuk menjadi lebih baik, dan perjuangannya tidak akan pernah berhenti sampai akhir hayat.
Semoga kita semua dimudahkan dan dikuatkan untuk selalu menjadi yang lebih baik, menjadi apa yang dicita-citakan oleh orang yang kita sayang. Aamiin…