Di Jerman, universitas negeri mempunyai kuota untuk mahasiswa asing dari luar UE.
Jadi ada 2 kelompok
- Mahasiswa Jerman dan EU/EEA
- Mahasiswa Non EU & mereka yang tidak memiliki kewarga negaraan.
Khusus untuk kurikulum NC (Numerus Clausus), artinya tempat terbatas dan batas IPK juga lebih tinggi karena penyaringan yang lebih ketat.
Lima persen tempat di program studi terbatas diperuntukkan bagi mahasiswa internasional (non-UE). Ini disebut Ausländerquote (kuota pelajar asing).
Untuk program internasional, alokasi untuk mahasiswa asing 12%.
Karena universitas negeri Jerman menawarkan biaya kuliah gratis, mereka tentu saja lebih memilih mahasiswa lokal. Tapi nyatanya juga menguntungkan karena kami hanya fokus bersaing memperebutkan tempat dengan mahasiswa internasional. Kami tidak harus bersaing dengan pelajar Jerman dan pelajar EU/EEA.
Oleh karena itu, penyaringan untuk siswa internasional merupakan ujian pertama di Uni-Assist, di mana mereka memeriksa apakah dokumen Anda sudah lengkap (sertifikat bahasa, diploma, konversi gelar, dll.).
Dalam sistem nilai 1-4 Jerman, yang tertinggi adalah 1, berbeda dengan di Indonesia atau Amerika. Jadi pertama-tama Anda perlu mengubah IPK sarjana menjadi sama dengan sistem penilaian Jerman. Misal IPK saya 3,7, jadi 1,4. Jangan khawatir, keduanya bagus, karena seperti yang saya katakan dalam sistem nilai Jerman, angka 1 adalah yang terbesar, sama dengan angka 4.
Setelah itu, berkasnya ditransfer ke universitas. Variasi pertama jelas merupakan IPK pertama. Apabila IPK memenuhi syarat maka akan diproses lebih lanjut. Di sini Anda tidak dapat lagi melihat dari negara mana Anda berasal. Anda pada dasarnya bersaing dengan siswa internasional lainnya. Mereka tidak melihat kampus di China dan Taiwan lebih bagus dari Indonesia, oh kampus UI lebih bagus dari kampus saya di Mercubuana. Anda tidak melihatnya seperti itu. Pokoknya IPK tidak memenuhi syarat. Yang penting kampus dan kampus Anda tercantum di website Anabin, sehingga dianggap setara.
Setelah itu bacalah informasi yang ada di file Anda, misalnya membaca surat motivasi, CV, dll. Ini adalah kesempatan Anda untuk menjual diri Anda lebih dari sekedar IPK Anda. Misalnya saja Anda memasukkan pengalaman kerja, kejuaraan yang relevan, konferensi kelas internasional, pengalaman penelitian atau portofolio. Yang paling penting adalah mencantumkan semua prestasi yang telah Anda peroleh, karena di sini Anda harus bisa menunjukkan kelebihan Anda dibandingkan mahasiswa asing lainnya. Bagi sekolah seni, portofolio sangatlah penting, bahkan lebih penting dari IPK, walaupun tetap ada IPK minimalnya.
Itu nanti ada point2nya. IPK, pengalaman profesional berapa point, dll lah. Setiap universitas bisa beda2 dalam memberikan kriteria point tapi kira-kira akan sama seperti ini:
- Nilai rata-rata kualifikasi masuk pendidikan tinggi (hingga max 50 poin seleksi). Ini bicara IPK.
- Menyelesaikan magang sesuai program pelatihan (total maksimal 20 poin); Di sini kita berbicara tentang sertifikat pendidikan dll.
- Setidaknya satu tahun pengalaman kerja penuh waktu yang relevan dengan kurikulum. Paruh waktu minimal 2 tahun. (Jumlahnya 15 poin). Kita berbicara tentang pengalaman kerja di sini.
- Pengalaman praktis terkait profesi/bidang studi. Misalnya magang minimal enam bulan full time. (total 10 poin)
Dan hal-hal lain diperhitungkan. Oleh karena itu, semakin banyak pengalaman dan prestasi yang Anda miliki, maka lamaran Anda akan semakin tinggi bersaing dengan calon mahasiswa lainnya. Organisasi kampus menurut saya tidak menjadi masalah kecuali Anda berafiliasi dengan organisasi internasional dan berkaitan dengan bidang studi Anda, karena jika Anda membaca ini, ukurannya selalu: “terkait dengan bidang studi Anda”. Ini mungkin termasuk pengalaman praktis.
Skor di atas dijumlahkan dan Anda bersaing untuk mendapatkan skor tertinggi untuk tempat siswa internasional. Sedangkan untuk jurusan NC, saya menemukan bahwa departemen saya hanya memiliki 2-3 mahasiswa internasional per tahun karena penerimaan hanya setahun sekali setiap semester musim dingin.
Catatan Kaki
[1] Informationssystem zur Anerkennung ausländischer Bildungsabschlüsse
[2] Admission Limits (Numerus Clausus)