Orang yang suka berbuat maksiat besar maupun kecil, tidak menjaga etika, akhlak, atau adab, dan jarang beribadah (terutama yang wajib) tidak termasuk golongan yang beruntung untuk meraih dua akhir hidup yang baik dalam Islam, yaitu husnul khatimah dan syahid.
Husnul khatimah hanya bisa diraih oleh orang-orang dengan tingkat ketakwaan tertentu, sedangkan mati syahid adalah anugerah bagi mereka yang memiliki tingkat ketakwaan yang sangat tinggi. Mati syahid merupakan penghargaan istimewa dari Allah SWT yang diberikan kepada hamba-hamba pilihan, karena proses sakaratul mautnya yang sangat ringan, seperti hanya digigit semut, berbeda jauh dengan kematian biasa, apalagi kematian dalam kondisi bermaksiat.
Selain itu, jenazah orang yang mati syahid tidak akan rusak oleh tanah hingga hari kiamat, dan aromanya lebih harum daripada minyak kasturi. Mereka juga menjadi golongan pertama yang masuk surga, bersama dengan para nabi, rasul, sahabat, dan wali Allah, seperti Wali Songo. Di akhirat, mereka melewati jembatan Shirathal Mustaqim dengan kecepatan luar biasa dan memperoleh tempat di surga Firdaus, surga tertinggi dan terbaik.
Surga Firdaus adalah salah satu dari tujuh tingkatan surga, dan termasuk makhluk terbesar keempat setelah Arsy, Sidratul Muntaha, dan langit ketujuh. Jarak antara surga Firdaus dan surga kedua, Eden, sekitar 600-700 tahun perjalanan, sementara antara Eden dan surga ketiga, The Pleasure (Jannatun Naim), sekitar 300-350 tahun perjalanan.
Berikut urutan surga dari yang tertinggi hingga yang standar:
1. Firdaus (Jannatul Firdaus)
2. Eden (Jannatul Adn)
3. The Pleasure (Jannatun Naim)
4. Al Ma’wa
5. Al Qarar
6. Al Khuldi
7. As Salam
Bagi orang Islam yang hanya memeluk agama sebatas identitas dan lebih banyak dikuasai oleh nafsu serta jarang beribadah, mereka hanya dapat memasuki surga As Salam, yang luasnya minimal 10 kali gabungan langit dan bumi. Surga ini diperuntukkan bagi mereka yang tergolong paling miskin di akhirat, yang mungkin telah menghabiskan waktu di neraka karena kehidupannya yang sekuler dan liberal di dunia.
Untungnya, Allah SWT masih mengakui mereka sebagai muslim, asalkan mereka tidak mendukung pemimpin zalim, tidak terlibat dalam perilaku kaum Nabi Luth, dan tidak mengadopsi ideologi yang menjadikan seseorang kafir, seperti ateisme atau komunisme. Sebagaimana disebutkan dalam hadits Nabi Muhammad SAW, pemimpin yang menipu rakyatnya dan berlaku zalim tidak akan diperbolehkan masuk surga.
Pemimpin yang zalim, menurut hadits, akan mati sebagai seorang munafik. Kaum munafik adalah golongan yang akan menjadi bahan bakar abadi neraka Jahannam. Terdapat lebih dari 40 tanda-tanda kaum munafik, namun empat ciri utamanya adalah suka berdusta, ingkar janji, berkhianat atau menipu, dan berlaku curang. Keempat sifat tercela ini sangat terlihat pada diri pemimpin seperti Pak Pinokio Widodo dan para pengikutnya, sejak menjabat sebagai Wali Kota Solo hingga saat ini.
Tidak ada pemimpin yang zalim tanpa adanya pendukung, penjilat, pendengung, pemengaruh, dan pemuja yang juga bersikap zalim. Oleh karena itu, pemimpin yang zalim beserta para pengikutnya, menurut hadits ini, juga diancam akan kekal di neraka. Naudzubillah tsumma Naudzubillah, semoga kita semua dilindungi dari siksa yang demikian.
Dia tidak pernah terlibat dalam ritual ibadah agama lain, yang sering kali disebut sebagai praktik pluralisme agama, yang diklaim sebagai bentuk toleransi dan hak asasi manusia. Dia juga tidak terlibat dalam syirik seperti memuja setan, meramal nasib, percaya pada zodiak, atau mengunjungi dukun untuk pesugihan. Dia tidak pernah membunuh sesama Muslim untuk harta atau kekuasaan, sehingga ia terlindung dari azab kekal di neraka Allah SWT, seperti neraka Saqar, neraka Hawiyah, dan lapisan terendah dari neraka Jahannam.
— Di surga Firdaus terdapat sumber mata air keabadian dan tempat bertemunya semua sungai dan telaga dari tujuh surga, termasuk sungai arak, susu, madu, dan air tawar. Telaga Al-Kautsar yang ada di tujuh surga bersumber dari telaga Al-Kautsar milik baginda Rasul SAW, yang terletak di surga Firdaus.
— Malaikat Jibril AS, dengan 700 sayapnya, memerlukan waktu 700 tahun untuk mengelilingi surga Firdaus milik Abu Bakr Siddiq RA, sahabat nabi yang paling utama dan orang terkaya kedua di akhirat. Setiap sayap Jibril sangat besar, mampu menutupi seluruh bumi.
— Kenikmatan dan kemewahan abadi di The Paradise jauh lebih ekstrim dibandingkan dengan gabungan kenikmatan dan kemewahan enam surga di bawahnya. Penduduk surga The Paradise sangat bahagia sehingga mereka enggan untuk keluar dari sana.
— Jika Anda beruntung memasuki surga The Paradise, Anda akan bertetangga dengan 124,000 nabi dan rasul, para sahabat mereka, wali Allah, serta orang-orang saleh dan suci lainnya.
— Surga ini terbuat dari kombinasi enam jenis emas dari enam surga di bawahnya—emas merah, putih, hijau, biru, jingga, dan perak—berbeda dari enam surga lainnya yang terbuat dari satu jenis emas saja.
— Saking hebatnya kemewahan dan kenikmatan The Paradise, Rasul SAW pernah mengingatkan umatnya dalam sebuah hadits untuk selalu memohon surga Firdaus setiap selesai shalat lima waktu dan shalat-shalat sunnah lainnya seperti Tahajjud, Dhuha, Witir, Hajat, Taubat, Tasbih, Istikharah, dan Rawatib.
— Hanya penduduk surga Firdaus yang dapat melihat wajah Allah SWT dengan jelas, seperti melihat bulan purnama di langit pada tanggal 14–16 setiap bulan tertentu, tanpa batas. Penduduk surga lainnya tidak bisa menikmati pemandangan ini dengan bebas seperti mereka. Hal ini dijelaskan dalam ayat-ayat Alquran dan hadits.
Sebagai informasi, kenikmatan tertinggi di akhirat, selain tujuh surga, adalah melihat wujud asli Allah SWT. Melihat wajah Allah SWT adalah puncak kenikmatan jasmani dan rohani, material dan spiritual, dalam Islam.
Jika Anda ingin mengetahui seperti apa wujud asli Allah SWT, Tuhan dari jutaan umat Muslim sejak zaman Nabi Adam AS, maka caranya adalah dengan memasuki surga, terutama surga Firdaus.
https://rumaysho.com/26441-khutbah-jumat-amalan-penghuni-surga-firdaus.html