Banyak booth franchise yang tampak sepi di jalanan, dan ini membuat beberapa orang berpikir bahwa franchise mungkin sudah tidak relevan lagi di tahun 2024.
Alasan umumnya adalah perubahan perilaku pasar sejak pandemi. Namun, saya tidak sepenuhnya setuju. Banyak dari franchise yang tutup sebenarnya tidak sesuai dengan kebutuhan pasar lokal.
Misalnya, jika lokasi toko Anda menawarkan parkir yang sulit diakses—seperti area yang menanjak, beraspal, atau berbayar—sementara masyarakat setempat lebih suka parkir yang datar, luas, dan gratis, calon pelanggan mungkin enggan untuk mampir.
Salah satu kunci untuk bisnis franchise adalah membuatnya mudah diakses oleh pelanggan.
Namun, ada faktor lain yang tidak kalah penting: traffic. Banyak franchise yang membuka lokasi tanpa melakukan survei terlebih dahulu.
Contohnya, membuka gerai es teh jumbo di depan rumah dengan target pasar yang hanya tetangga sekitar. Ini bisa menjadi masalah jika tujuan utama adalah volume penjualan dan keuntungan.
Jika volume adalah tujuan utama, lebih baik membuka gerai di lokasi yang ramai seperti depan sekolah atau pasar, meskipun harus membayar sewa.
Ingat, pelanggan yang berpotensi mendatangkan keuntungan sering kali adalah orang yang tidak Anda kenal. Jadi, prioritaskan mereka daripada hanya fokus pada orang-orang yang sudah Anda kenal.
Kesimpulannya, banyak franchise yang tutup karena tidak cocok dengan pasar lokal. Pasti ada yang salah dalam strategi mereka.