Pengalaman saya pakai ban tubeless ±8 tahun di motor dan velg yang sama. Saya pernah pakai ban tubeless tanpa cairan anti bocor, pernah pula melihat orang lain pakai ban tubeless tanpa cairan anti bocor. Hingga kini pakai ban tubeless selalu saya isi cairan anti bocor. Beberapa kali pengalaman ban tertusuk paki/logam lainnya.

Berikut kelebihan dan kekurangan cairan anti bocor pada ban tubeless berdasarkan pengalaman saya.

Kelebihan cairan anti bocor:

• Mencegah ban dari retak atau bocor halus.
• Kalau tertusuk paku/logam tidak langsung kempes mendadak, kempes tetapi secara perlahan, jadi bisa lanjut jalan untuk cari bengkel terlebih dahulu. Pengalaman saya ban tertusuk besi lebar 0,5cm panjang 11cm, tidak langsung kehilangan angin secara signifikan. Motor saya masih bisa berjalan hingga ±1Km untuk cari bengkel hingga ban benar-benar kehabisan angin.
• Jika paku/logam di cabut dari ban, hasilnya bisa tanpa kebocoran sama sekali. Tidak perlu ditambal juga. Lubangnya akan tertutup oleh cairan anti bocornya.
• Intinya cairan antibocor bisa mencegah kebocoran atau memperlambat kebocoran jika tertusun paku

Kekurangan cairan anti bocor :

• Menyumbat pentil. Ya ini hal yang wajar. Beberapa bulan setelah dipakai pentil akan tersumbat oleh residu cairan anti bocornya. Solusi: bersihkan bagian dalam pentil atau ganti pentil baru 10rb.
• Bikin ban kurang stabil di kecepatan tinggi. Ya namanya juga cairan di dalam ban, jadi berpengaruh ke performa ban. Untuk tarik gas di dalam kota masih aman.
• Bikin ban menjadi lebih berat. Ini jelas, karena ban ditambahkan cairan anti bocor.

Saya memutuskan untuk pakai cairan anti bocor karena tanpa cairan tersebut, ban tubeless tetap bisa bocor jika tertusuk paku/logam lainnya. Karena terkadang di jalan bukan hanya tertusuk paku. Tetapi juga tertusuk baut atau besi berongga khusus untuk membuat ban jadi bocor