Gambar apa yang menggambarkan keadaanmu saat ini?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Ya. Saat ini aku benar-benar kehilangan arah. Aku tidak tahu hendak kemana, mau apa dan jadi apa. Padahal aku sudah lulus dan sudah sarjana. Tapi tetap saja aku bingung. Masa depan yang tak pernah ku tahu hendak kemana aku melangkah. Aku tidak tahu kemampuanku apa, aku tidak tahu ingin apa, seperti jalan di jalan buntu yang tidak ada jalan keluarnya.
Mungkin saat ini aku baru merasa telah salah mengambil langkah, tapi apa boleh buat.. nasi telah menjadi bubur, aku harus terus meneruskan apa yang telah ku mulai. Di saat teman-temanku sudah mendapatkan pekerjaan yang mereka inginkan, aku disini, diam dan merenung.. apa sebenarnya yang ku inginkan?
2. Kosong dan Kesepian
Aku selalu merasa kesepian, hatiku kosong. Dulu aku merupakan seorang yang sangat ramah dan pintar bergaul, mempunyai banyak teman. Namun hari ini seakan-akan semuanya hidupku berbalik. Aku kesepian, tidak ada seorang teman pun yang benar-benar temanku. Disaat teman-temanku berbondong-bondong memamerkan keakrabannya bersama teman-temannya serta memperlihatkan bagaimana mereka memadu kasih dengan sang pujaan hatinya sementara aku disini sendiri hanya menatap kebahagiaan mereka di balik layar. Boro-boro memiliki seorang pacar, bahkan mempunyai teman yang loyal saja aku mungkin sudah mensyukuri itu.
Ya seperti inilah keadaanku sekarang. Aku benar-benar merasa kesepian, ditambah lagi dalam suasana pandemi ini, kesepian itu semakin menjadi-jadi. Aku tidak keluar rumah bahkan tidak pernah melewati pagar rumah sedikit pun hampir 6 bulan lebih. Jangan tanya mengapa? Yah karna aku memang tidak punya teman di kota tempat tinggalku sekarang. Aku baru saja pindah kesini semenjak pandemi corona mendera dan setelah aku dinyatakan lulus aku pun terpaksa pindah ke kota tempat ayahku dinas sekarang. Ah, tapi sama saja, di tempatku sebelumnya, di kost maksudku.. aku juga tidak memiliki teman. Aku pun bingung mengapa.. dulu aku sangat senang bergaul, namun karna terlalu sering disakiti atau mungkin terlalu lelah berinteraksi dengan orang-orang yang memang tidak sejalan.
Aku selalu mencari cara menyibukkan diri, dari membaca buku, menonton film dari berbagai genre, sampai melatih diri ini memasak atau kegiatan lainnya yang menurutku akan mengasyikkan. Namun tetap saja, kegiatan yang aku lakukan hanya bersifat sementara, tidak pernah memuaskan hatiku seutuhnya.
Aku tetap merasa kesepian.
3. Hidup seperti Zombi
Terkadang aku termenung dan berdiam diri meratapi hidupku yang tidak penuh gairah. Setiap pagi aku bangun dengan pertanyaan di benakku, “hari ini mau ngapain?” Sangkin tidak tahu mau melakukan apalagi di setiap hari, di setiap jam yg diberikanNya. Jarang sekali mengucap syukur atas hari baru yg diberikanNya. Ya, benar. Aku memang tidak tahu diuntung. Harusnya aku bersyukur aku masih diberikan hari-hari baru.
Namun rasanya perasaan untuk hidup itu hilang, seakan-akan hidup tak mau, tapi mati segan. Hari-hariku benar-benar gelap. Terlebih semenjak pandemi ini, hari-hariku semakin buruk. Di awal tahun 2020, aku berpikir 2020 adalah tahunku. Tahun kelulusanku, Aku akan memulai segalanya dengan dunia baru. Merayakan kelulusanku, merayakan wisuda bersama keluarga, dan mencoba dunia baru, dunia pekerjaan. Namun itu semua semu, nyatanya aku disini, diam seorang diri, tidak merayakan kelulusan bersama teman, tidak ada wisuda, dan berstatus pengangguran. Hatiku hancur, hidupku tidak berjalan sesuai ekspektasiku, bahkan di luar jangkauan pikiranku.
Aku sudah mencoba berbagai cara agar keluar dari lembah kekelaman ini, tapi perasaan itu semakin menderu seakan menggerogoti isi hatiku. Ya, perasaan yang entah kapan aku miliki, perasaan kosong, perasaan tidak diinginkan, dan perasaan yang membawaku ke dalam pikiran seperti “mungkin jika aku menghilang dari muka bumi ini, semua orang tidak akan tahu bahkan tidak ada yang menyadari?”
Gambar ini juga salah satu yang dapat menggambarkan kondisiku saat ini,
Kata mereka aku sedang mengalami quarter life crisis atau bahkan sedang dalam keadaan depresi. Yah apapun itu, yang penting aku benci kondisi ini.
Jangan bilang aku tidak berusaha, aku sudah sangat berusaha. Setiap pagi ku selalu mencoba menata hidupku kembali. Meski aku tidak bergairah aku tetap mencari pekerjaan, karna ku tahu dengan berdiam diri aku tidak akan menghasilkan apapun. Aku kesampingkan semua perasaanku, “aku harus terus apply kerjaan” kataku dalam hati, karna aku butuh. Ya, aku butuh pekerjaan karna aku bukan seorang jutawan yang hanya berdiam diri menghasilkan uang..
Aku coba tata kembali hidupku, aku cari cara menghilangkan perasaan itu dengan berbagai kegiatan, aku mencoba menghibur diri dengan menonton drama/film/youtube, membaca, belajar dan terus meng-apply pekerjaan. Semua kulakukan demi mengalihkan perasaan itu. Perasaan cemas, perasaan gundah, perasaan kosong, perasaan ingin tak hidup seperti ini.
Namun, tetap saja rasanya semua yg kulakukan tidak menghasilkan apapun. Ratusan lamaran ku apply disana sini selama kurang lebih 6 bulan ini satu pun tidak ada yang goal. Aku merasa buntu, aku jenuh. Aku jenuh dengan semua ini, apapun yg kulakukan tidak ada hasilnya. Aku capek dengan rutinitas seperti ini, hidup tapi merasa tidak hidup.
Aku pun telah mencari cara bagaimana caranya berdamai dengan semua ini. Ya, aku belum ikhlas, aku belum ikhlas menerima kondisiku sekarang. Aku mencoba berbagai cara mencari tahu bagaimana mengatasi ini semua, bagaimana aku memahami diriku, bagaimana berdamai dengan semua ini, bagaimana melepaskan dan bagaimana mengikhlaskan semuanya. Ikhlas dan berdamai dengan kondisi yg memang tidak sesuai harapanku, kondisi dimana semua hal memang tidak berpihak kepadaku.
Bagaimana jika aku tidak mendapat pekerjaan sampai tahun depan? Bagaimana jika aku menganggur terus menerus, bagaimana jika aku hidup seperti ini terus? Bagaimana jika aku tidak menghasilkan apapun? Bagaimana dan bagaimana lainnya..
Memang terkadang musuh terberat kita adalah pikiran kita sendiri. Aku kerap dilanda kecemasan/anxiety berlebihan, overthinking dan perasangka buruk lainnya. Aku terus merasa gagal, bahkan ketika melihat pencapaian teman yang sama-sama dulu berjuang.. Aku merasa aku benar-benar tidak berguna. Tidak menghasilkan apa-apa.
Aku sudah mencari cara bagaimana mengatasi perasaan ini, ketidakberdayaan ini. Aku mencari dari berbagai sumber, mulai dari artikel, youtube sampai quora.
Aku sudah melakukan semuanya, dari melatih diri ini dengan cara meditasi, mencoba menyibukkan diri, berolahraga dan lain sebagainya. Aku bahkan membaca buku psikologi atau buku-buku tentang cara mengendalikan pikiran dan cara berpikir positif.
Ya aku sudah melakukan berbagai cara.
Tapi tetap saja, rasa itu tidak hilang.
Hari ini aku bisa sangat bersemangat menata kembali hidupku, besok pagi aku terbangun dengan perasaan itu lagi, tidak bergairah dan meratapi semuanya. Bingung? Yah.. hidupku memang membingungkan. Aku pun tidak mengerti kenapa.
Emosiku pun berantakan, aku sangat mudah sekali terkecoh dengan hal kecil yang kadang membuatku sangat marah. Terkadang aku marah-marah tidak jelas, sampai bahkan keluargaku becanda dengan mengatakan aku gila. Aku tidak tersinggung karena memang benar adanya. Ya aku memang sudah gila. Aku hanya kasihan kepada mereka yang terus aku sakiti hanya karna beban internal yang tidak bisa ku kontrol.
Jangan bilang aku kurang mendekatkan diri denganNya. Dari dulu jika aku sedang dalam fase ini, tidak pernah sedikit pun aku mencoba lari dariNya. Aku selalu berdoa untuk diberi petunjuk, langkah apa yg harus aku tempuh.
Namun, lagi-lagi aku belum menemukan jawaban.
Sampai akhirnya aku menemukan banyak sekali tulisan-tulisan seperti ini dalam galeri ponselku,
Aku bersyukur setidaknya ketika aku berdiam diri, aku mengotak-atik ponselku dan menemukan banyak tulisan-tulisan yg menguatkanku, yang untungnya selalu aku simpan rapih di galeri ponselku. Meskipun aku tidak tahu sampai kapan aku bisa menanggung ini semua sendirian.
Akhir kata,
Aku hanya bisa berkata,
.
.
.
.
.
Sampai hari ini saya masih menerima notifikasi quora dari tulisan saya ini, saya sangat tidak menyangka bahwa tulisan saya akan dibaca dan mendapat respon seperti ini. Saya sangat tertutup mengenai hal-hal pribadi saya, namun ketika melihat pertanyaan ini, rasanya saya ingin mengeluarkan semua isi hati saya karna saya benar-benar tidak bisa membendungnya sendiri lagi. Saya sangat berterima kasih untuk semua teman-teman yg memberi dukungan semangat. Satu hal yg saya suka dari aplikasi ini, tidak ada kata menghakimi atau menggurui, saya membaca seluruh komentar yang hampir semuanya memberikan semangat dan kata-kata positif. Thank you, I really feel loved.
Terima kasih untuk menyatakan bahwa saya tidak sendiri, memang sebelumnya saya sangat percaya bahwa hal ini terjadi hanya kepada saya sendiri dikarenakan saya mengalami semua ini berlangsung sangat lama. Terima kasih juga untuk meluangkan waktu untuk berbagi kisah dan saling memberi semangat.
Hanya ingin meluruskan bahwa saya berada dalam kondisi ini bukan hanya disebabkan karna satu aspek, seperti belum mendapat pekerjaan. Namun, begitu banyak hal-hal yg memang sulit diutarakan yang menyebabkan saya berada dalam kondisi ini. Saya rasa teman-teman yang pernah dan sedang mengalami hal yg sama mengerti yg saya maksud.
Seperti yg teman-teman katakan bahwa fase ini akan terlewati, mohon doanya agar saya dapat melewati ini semua. Ini sangat menyiksa. Namun, saya akan terus berusaha untuk bertahan dan melewati fase ini. Untuk teman-teman yg juga sedang mengalami mari kita berpegang tangan untuk melewatinya dan saling mendoakan.
Terima kasih.