Pukat harimau adalah jaring yang berbentuk kantong yang ditarik oleh satu atau dua kapal pukat. Penggunaan pukat harimau dapat menangkap ikan sampai yang ukurannya paling kecil. Hal ini bisa membahayakan dan merusak lingkungan ekosistem laut karena bisa menyebabkan terjadinya kelangkaan ikan di laut dan rusaknya terumbu karang. Oleh sebab itu, proses pengelolaan sumber daya kelautan perlu dilakukan dengan menerapkan prinsip pembangunan berkelanjutan. Salah satunya adalah dengan cara menghentikan eksploitasi laut dengan alat tidak ramah lingkungan dan menggantinya dengan alat tangkap yang ramah lingkungan. Tujuannya adalah agar keseimbangan ekosistem laut pun terjaga.

Overfishing adalah proses pengambilan stok ikan secara berlebihan dan terlalu banyak sampai pada tahap sebagian besar potensi makanan dan kekayaan yang diambil tidak berhasil dimanfaatkan sepenuhnya. Umumnya ikan ditangkap ketika sudah mencapai ukuran tubuh tertentu, dan ikan berukuran kecil tidak tertangkap oleh jaring atau dilepaskan oleh nelayan. Ikan yang ditangkap berlebih berdasarkan ukuran tubuh akan menyebabkan ikan yang tersisa di populasi merupakan ikan berusia muda yang masih jauh dari tahap kematangan seksual sehingga sulit bagi ikan untuk mengembalikan populasi.

Penurunan populasi terjadi ketika penangkapan ikan berlebih mempengaruhi keseimbangan ekosistem, misal dengan menghabisi satu tingkatan trofik tertentu sehingga tingkatan trofik di atasnya tidak mendapatkan mangsa. Sehingga dapat menyebabkan kelangkaan jenis ikan tertentu.

Wilayah Indonesia yang sangat luas menjadikannya berbatasan dengan beberapa negara lain yang berada di sekitarnya. Negara-negara yang berbatasan dengan Indonesia di sebelah selatan adalah Timor Leste dan Australia. Timor Leste berbatasan darat dengan wilayah Indonesia di Pulau Timor, sementara Australia berbatasan dengan Indonesia pada wilayah laut.

Maksud dari penangkapan ikan yang ramah lingkungan adalah penangkapan ikan dengan memperhatikan keberlanjutannya dan kebijakan yang mengklaim minimalnya bahaya, bahkan tidak membahayakan ekosistem laut.

Mari kita perhatikan karakteristik berikut :

1. menggunakan jaring bermata rapat; hal ini tidak termasuk kedalam karakteristik penangkapan yang ramah lingkungan karena dengan jaring yang bermata rapat hasil tangkapan tidak terseleksi dan merusak ekosistem laut. Semua ukuran ikan, udang, kepiting, serta biota laut dari berbagai ukuran akan terjaring, sehingga makin lama sumber daya ikan kian berkurang.
2. menghindari penangkapan ikan langka; dengan menghindari penangkapan ikan langka berarti mendukung pelestarian dan konservasi hewan langka maka hal ini termasuk karakteristik ramah lingkungan.
3. bukan merupakan karakteristik penangkapan ikan ramah lingkungan.
4. menerapkan selektivitas pengambilan ikan; ini termasuk ramah lingkungan karena dalam penangkapan ikan Alat tangkap harus memiliki selektivitas yang tinggi. Pengertian selektivitas yang tinggi adalah alat tangkap tersebut diupayakan hanya dapat menangkap ikan/organisme lain yang menjadi sasaran penangkapan saja.
5. mengutamakan keselamatan nelayan; dalam karakteristik ramah lingkungan selain mengutamakan keselamatan lingkungan, keselamatan nelayan juga penting.