Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Misteri tubuh manusia apa yang belum terpecahkan?
Saya pernah baca, katanya tulang ekor manusia lah yang masih menjadi misteri mengenai fungsinya dan sampai sekarang para ilmuwan barat, dokter barat masih mencari cari fungsi dari tulang ekor manusia itu untuk apa. Gambar Tulang Ekor Nah dilain waktu saya tidak sengaja membaca tentang hadisnya NabiRead more
Saya pernah baca, katanya tulang ekor manusia lah yang masih menjadi misteri mengenai fungsinya dan sampai sekarang para ilmuwan barat, dokter barat masih mencari cari fungsi dari tulang ekor manusia itu untuk apa.
Gambar Tulang Ekor
Nah dilain waktu saya tidak sengaja membaca tentang hadisnya Nabi Muhammad SAW, yang mengatakan bahwa, dihari Kiamat nanti, Allah SWT akan membangkitkan manusia dari kubur melalui tulang ekornya, karena sewaktu manusia itu meninggal, satu satunya bagian tubuh yang tidak akan hancur hanya tulang ekor.
Hadisnya:

See lessMengapa Prasasti Mantyasih dan Prasasti Wanua Tengah III mencatat dua daftar nama Raja Bhumi Mataram yang berbeda?
Prasasti Mantyasih (908 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (907 M) dikeluarkan oleh raja yang sama, yaitu Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu (bertahta 898–908 M). Dalam kedua prasasti tersebut terdapat daftar raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno sebelum DRead more
Prasasti Mantyasih (908 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (907 M) dikeluarkan oleh raja yang sama, yaitu Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung Sri Dharmmodaya Mahasambhu (bertahta 898–908 M). Dalam kedua prasasti tersebut terdapat daftar raja yang pernah memerintah Kerajaan Mataram Kuno sebelum Dyah Balitung. Ingat, kedua prasasti ini memuat daftar raja bukan silsilah para raja, karena tidak semua raja Mataram Kuno saling memiliki hubungan darah bapak-anak.
Prasasti Mantyasih berisi penganugerahan sīma di daerah Wukir Sumwing (G. Sumbing) dan Wukir Susundara (G. Sindoro) kepada lima patih di desa Mantyasih secara bergantian, karena jasa mereka yang telah mengerahkan rakyat untuk melakukan kerja bakti saat perkawinan Dyah Balitung, karena mereka tidak pernah melalaikan pemujaan pada beberapa bangunan suci kerajaan, dan karena mereka itu telah memenuhi permintaan rakyat desa Kuning untuk menjaga keamanan di jalanan dari gangguan bandit.
Perkawinan Dyah Balitung ini sangat berarti penting sehingga hal tersebut dituliskan dalam sebuah prasasti, karena melalui perkawinan ini Balitung dapat naik tahta menjadi Raja Mataram Kuno. Namun dengan siapa ia menikah tidak diketahui lebih lanjut. Dugaan yang paling kuat adalah ia menikahi putri mahkota raja sebelumnya, yaitu putri Sri Maharaja Rakai Watuhumalang Dyah Jbang (bertahta 894–898 M).
Sedangkan Prasasti Wanua Tengah III berisi tentang riwayat jalan panjang sebuah tanah sīma di desa Wanua Tengah, sejak ditetapkan oleh Sri Maharaja Rakai Panangkaran (bertahta 746–784 M) hingga masa Dyah Balitung bertahta. Tidak seperti prasasti lain yang dibuka dengan pertanggalan dan nama raja (Swasti śakawarsātīta…….) namun dibuka dengan ‘wuara….’ dan langsung bercerita tentang asal mula status sīma di desa Wanua Tengah.
Tanah sīma di desa Wanua Tengah ini dianugerahkan oleh Rakai Panangkaran untuk menghidupi sebuah Bihara Buddha di daerah Pikatan yang didirikan oleh Rahyangta i Hara, adik Rahyangta ri Mdang (Sanjaya), alias pamannya Rakai Panangkaran. Dalam perjalanannya, status sīma ini beberapa kali dicabut (lebur) oleh raja yang sedang berkuasa, hingga kemudian diteguhkan kembali oleh Dyah Balitung, ia juga memerintahkan agar seluruh bihara di tanah Jawa dijadikan swatantra.
Prasasti Mantyasih menyebutkan sejumlah 9 nama Raja Mataram Kuno, hanya menyebutkan saja tanpa disertai kapan seorang raja naik tahta dan kapan waktu ia meninggal atau turun tahta. Bagian yang memuat daftar raja adalah pada lempeng B baris 7-9,
Sedangkan Prasasti Wanua Tengah III menyebutkan 13 nama raja dan dengan cukup jelas menyebutkan pertanggalan kapan seorang raja naik tahta dan sedikit keterangan tentang meninggalnya seorang raja. Dibawah ini sedikit kutipan dari Prasasti Wanua Tengah III lempeng II A baris ke 1–2,
Dapat dilihat dalam petikan prasasti diatas jika pertanggalan dalam Prasasti Wanua Tengah III sangat lengkap. Menyebut angka tahun, bulan, dan hari, baik Sadwara (hari yang enam/paringkelan), Pancawara (hari yang lima/pasaran), serta Saptawara (hari yang tujuh/seminggu).
Sebagai contoh:
Menurut Kusen, pertanggalan Saka diatas bertepatan dengan tanggal 22 Februari 847 Masehi. Sedangkan menurut Boechari itu bertepatan dengan 6 Maret 847 Masehi.
Nah…. berikut ini adalah daftar raja-raja Mataram Kuno yang saya buat, dapat dilihat Prasasti Mantyasih (907 M) hanya memuat 9 nama raja saja. Sedangkan dalam Prasasti Wanua Tengah III (908 M), terdapat 9 nama ditambah 4 nama yang tidak tercantum dalam Prasasti Mantyasih.
Mereka adalah Dyah Gula, Dyah Tagwas, Rakai Panumwangan Dyah Dewendra, dan Rakai Gurunwangi Dyah Badra. Raja-raja ini hanya memerintah sebentar saja, ada dugaan bahwa mereka merebut tahta dari pewaris yang sah. Hal itu terlihat dari nama Dyah Gula dan Dyah Tagwas yang tidak mempunyai ‘daerah lungguh’ karena tidak memakai gelar Rakai.
Dalam keterangan di Prasasti Wanua Tengah III, Dyah Tagwas naik tahta pada tahun 885 M; tetapi kemudian ia terusir (kādĕh) dari istana. Ia kemudian digantikan oleh Rakai Panumwangan Dyah Dewendra di tahun yang sama; ia pun kemudian terusir dari istana. Setelah Dyah Dewendra, Rakai Gurunwangi Dyah Badra naik tahta pada tahun 887 M; tetapi baru satu bulan ia berkuasa, ia melarikan diri (minggat) dari istana.
Prasasti Wanua Tengah III tidak menjelaskan alasan mengapa Dyah Tagwas dan Dyah Dewendra terusir dari istana dan mengapa Dyah Badra sampai melarikan diri. Mengingat ada dugaan bahwa mereka merebut tahta dari pewaris yang sah, apakah sedang terjadi konflik/perang pada masa itu?
Apakah Dyah Dewendra yang mengusir Dyah Tagwas dan Dyah Badra yang mengusir Dyah Dewendra?
Mengapa setelah Dyah Badra melarikan diri dari istana terjadi interegnum atau kekosongan pemerintahan selama 7 tahun di Kerajaan Mataram Kuno?
Dan bagaimana Rakai Watuhumalang Dyah Jbang bisa naik tahta setelah interegnum? Serta apakah dia pewaris yang sah?
Belum ada jawaban pasti untuk pertanyaan-pertanyaan diatas.
Setelah membaca uraian panjang tentang Prasasti Mantyasih dan Prasasti Wanua Tengah III diatas, kini sampailah kita pada inti atau kesimpulan tulisan ini.
Mengapa Prasasti Mantyasih dan Prasasti Wanua Tengah III mencatat dua daftar nama raja Bhumi Mataram yang berbeda?
Perbedaan daftar raja-raja dalam Prasasti Mantyasih (908 M) dan Prasasti Wanua Tengah III (907 M) tersebut disebabkan karena perbedaan latar belakang atau alasan Sri Maharaja Rakai Watukura Dyah Balitung dalam mengeluarkan kedua prasasti tersebut.
Prasasti Mantyasih dikeluarkan dengan alasan untuk melegitimasi Dyah Balitung sebagai raja. Seperti yang diketahui ia naik tahta dengan cara perkawinan dengan putri mahkota raja sebelumnya, putri Rakai Watuhumalang Dyah Jbang. Sehingga dalam Prasasti Mantyasih ia hanya melampirkan/menyebutkan daftar raja-raja Mataram Kuno yang berdaulat penuh atas kerajaan. Nama-nama seperti Dyah Gula, Dyah Tagwas, serta yang lainnya tidak disebutkan karena mereka tidak berdaulat penuh atas kerajaan.
Sebagai informasi tambahan, seorang raja yang dalam nama abhiseka/gelarnya menggunakan ‘dharmma’ atau ‘dharmmo’ adalah raja yang naik tahta karena perkawinan. Contohnya adalah Dyah Balitung dan Dharmawangsa Airlangga.
Sedangkan Prasasti Wanua Tengah III dikeluarkan dalam kaitannya dengan status sīma di desa Wanua Tengah, sehingga semua penguasa, baik yang berdaulat penuh atau tidak, yang memiliki sangkut paut dengan sīma dimasukkan dalam daftar.
Terkait dengan status sīma tersebut, setelah dicabut (lebur) oleh Rakai Pikatan Dyah Saladu, para penggantinya, yaitu Rakai Kayuwangi, Dyah Tagwas, Rakai Panumwangan, dan Rakai Gurunwangi, tetap membiarkan bihara Buddha di Pikatan tanpa sīma. Pun begitu dengan Rakai Watuhumalang yang naik tahta setelah interegnum. Status sīma kemudian diteguhkan kembali oleh Dyah Balitung.
Sekian, semoga tulisan saya menjawab pertanyaan ini, dan apa yang saya paparkan tersebut dapat tersampaikan dengan baik. Terima kasih.
RING KĀLA SANG MNANG MAKDHĀRAṆA LOKADHĀTU
Referensi
Catatan Kaki
[1] Prasasti Mantyasih I (Peninggalan Arkeologi di Pereng Wukir Susundara-Sumving) – Balai Pelestarian Cagar Budaya Jawa Tengah
See lessApa hal yang membuat dirimu sangat bersyukur pada hari ini ?
Tadi pagi anak saya yang kecil jatoh dari pohon waktu iseng-iseng ngambil jambu, kepalanya terantuk keras. Saya kaget bukan main, karena anaknya langsung pingsan. Karena panik, langsung saya bawa ke Rumah Sakit. Pas sudah sampai di IGD, baru dibaringkan di ranjang dan dibawa masuk, anak saya tau-tauRead more
Tadi pagi anak saya yang kecil jatoh dari pohon waktu iseng-iseng ngambil jambu, kepalanya terantuk keras. Saya kaget bukan main, karena anaknya langsung pingsan. Karena panik, langsung saya bawa ke Rumah Sakit. Pas sudah sampai di IGD, baru dibaringkan di ranjang dan dibawa masuk, anak saya tau-tau sudah bangun. Saya dan istri langsung mengucap syukur.
Karena sudah ada di RS, sekalian saja saya periksakan anak saya, takut ada apa-apa. Waktu nunggu anak saya diperiksa, saya lihat di ranjang sebelah anak saya ada anak perempuan yang dirawat juga. mungkin sekitar umur 7 tahun. Anaknya kurus, rambutnya panjang, kulitnya coklat. Matanya tertutup. Disitu saya lihat ada Bapak-bapak paruh baya yang menunggui.
Saya pun mengobrol dengan beliau. Katanya, anak perempuan itu cucunya. Kemarin ditabrak lari oleh mobil waktu pulang sekolah. Lanjut cerita, ternyata gadis ini baru tertimpa kemalangan. Ayah dan kakeknya baru saja meniggal, lalu adiknya yang baru lahir juga meninggal. Karena kejadian itu, ibunya jadi depresi dan sakit. Lalu neneknya yang lain juga sakit. Yang tersisa dan masih sehat adalah pamannya.
Saya mengelus dada. Betapa besar cobaan yang diberikan Tuhan untuk anak sekecil ini. Lalu bapak-bapak tadi melanjutkan cerita, bagaimana dia sudah beberapa musim tidak panen. Tentang keuangan yang makin sulit saat musim pandemi begini. Dia menceritakan bahwa saat itu dia hanya pegang uang 7.000rupiah saja di saku celananya. Kalau tidak ada BPJS entah bagaimana nasib cucunya, begitu ucapnya sambil menyeka air mata.
Saya tak bisa bayangkan, bagaimana sulitnya posisi keluarga mereka. Tak lama berselang, istri dan anak saya selesai periksa. Kata dokter, tidak ada gejala cidera dari tubuh anak saya. Semuanya normal. Tapi kalau ingin lebih akurat, disarankan untuk scan. Tapi saya dan istri merasa itu tidaklah perlu. Dokter pun tidak mempermasalahkan.
Setelah itu, kami pun memutuskan untuk pulang. Saya pamiti si Bapak yang tadi. Lalu saya berikan sejumlah uang untuk pegangan dia beserta cucunya. Tidak banyak, tapi saya harap bisa jadi sedikit bantuan yang meringankan beban. Dia berterima kasih sampai mau cium tangan saya, saya segera tampik. Lalu kami sekeluarga pun pamit kepada si bapak.
Di sepanjang perjalanan pulang. Saya ceritakan tentang anak perempuan tadi kepada istri saya. Sungguh kami merasa bersyukur dengan keadaan keluarga kami saat ini. Walaupun tidak kaya, tapi kami sekeluarga hidup berkecukupan. Walaupun kecil, usaha gula merah saya berjalan baik dan bisa menghidupi kami semua. Tak terbayang bagaimana jika kejadian seperti anak perempuan tadi terjadi kepada anak saya. Atau yang dialami bapak tadi dialami oleh saya. Pasti saya tidak akan kuat menjalaninya.
Hari ini saya bersyukur, betapa saya beruntung dalam hidup. Masih banyak orang yang tidak beruntung diluar sana. Semoga anak perempuan tadi segera sehat, dan semua masalah yang menimpa keluarganya segera diangkat. Aamiin, Ya Allah.
Note: I’m sorry, I don’t mean to be riyad, etc., I just tell the story in its entirety so that it can be a lesson for all of us. Thank you.
EDIT:
God is great with all his destiny. It turned out that the little girl I was talking about was the niece of a Quorawan named Kang. Hopefully Dik Hanifah will be given a speedy recovery and be able to return to normal activities again. I hope that Kang Denis and his family can be sincere and steadfast in facing this ordeal. Let’s pray together.
See lessApa bahasa Inggrisnya “mumpung”?
Saya bukan seorang pakar bahasa inggris maupun bahasa jawa. Namun, saya akan mencoba menjawabnya berdasarkan hasil mencari tahu di internet (lebih tepatnya google translate hehe). "Mumpung" jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka artinya ''Selagi''. Mungkin agak aneh jika diartikan per kata saja.Read more
Saya bukan seorang pakar bahasa inggris maupun bahasa jawa. Namun, saya akan mencoba menjawabnya berdasarkan hasil mencari tahu di internet (lebih tepatnya google translate hehe).
“Mumpung” jika diartikan dalam bahasa Indonesia maka artinya ”Selagi”. Mungkin agak aneh jika diartikan per kata saja. Oleh karena itu, saya ingin memberikan contoh penggunaan kata “mumpung” dalam sebuah kalimat.
“Mumpung durung udan, ayo gek ndang mangkat”
“Selagi belum hujan, ayo segera berangkat”
Nah, sekarang lebih mudah dipahami kan.
Selanjutnya, mengubah kata “selagi” ke dalam Bahasa Inggris.
Sekian dari saya, semoga jawabannya membantu.
See lessSiapakah artis Indonesia yang menurutmu paling norak?
Artis paling norak itu yang bakatnya sesendok tapi sensasinya se'ember'. Terkenal bukan karena karyanya tapi karena drama-drama settingan. Semoga bermanfaat.
Artis paling norak itu yang bakatnya sesendok tapi sensasinya se’ember’. Terkenal bukan karena karyanya tapi karena drama-drama settingan.
Semoga bermanfaat.
See lessBagaimana cara agar tidak mudah berubah ke suasana hati yang buruk (bad mood)?
Memang kesal rasanya jika setiap hari nya kita diliputi perasaan Badmood,yang menjadikan diri kita malas melakukan apa-apa bahkan terkadang hati merasa tidak enak.Oleh karena itu kita mesti mengantisipasi rasa Badmood tersebut dengan beberapa pencegahan,berikut beberapa cara pencegahan yang mungkinRead more
Memang kesal rasanya jika setiap hari nya kita diliputi perasaan Badmood,yang menjadikan diri kita malas melakukan apa-apa bahkan terkadang hati merasa tidak enak.Oleh karena itu kita mesti mengantisipasi rasa Badmood tersebut dengan beberapa pencegahan,berikut beberapa cara pencegahan yang mungkin bisa membantu anda dalam mengantisipasi rasa Badmood
Source images: Google
See lessApakah mencari pekerjaan di zaman sekarang sulit untuk fresh graduate yang tidak punya pengalaman (karena pemalu) tapi cukup baik dalam indeks prestasi? Saat ini saya semester 2. lebih baik fokus pada kuliah saat ini atau mencoba kedinasan?
Coba jawab berdasarkan pengalaman ya, karena saya juga kebetulan freshgraduate dan agak pemalu juga. Setiap pilihan ada plus minusnya, ada resikonya juga. Untuk yang memilih sekolah kedinasan tidak ada masalah sebenarnya, karna disekolah kedinasan kita terjamin pasti masuk kerja karna yang bersekolaRead more
Coba jawab berdasarkan pengalaman ya, karena saya juga kebetulan freshgraduate dan agak pemalu juga.
Setiap pilihan ada plus minusnya, ada resikonya juga. Untuk yang memilih sekolah kedinasan tidak ada masalah sebenarnya, karna disekolah kedinasan kita terjamin pasti masuk kerja karna yang bersekolah di sekolah kedinasan pasti orang orang terpilih yang mempunyai capability untuk itu dengan cara masuk yang agak sulit juga. Seimbang dengan hasil yang nanti didapat.
Jika memilih masuk kuliah reguler biasa, usahakan pilihlah jurusan yang benar benar kamu minati, agar enjoy saat menjalaninya. Dan ketika kamu kuliah, usahakan untuk memaksimalkan ilmu pengetahuan, praktek dan tekuni minat jurusan kamu tersebut banyak berlatih. Jadi saat kamu sudah freshgraduate kamu memiliki kemampuan yang mumpuni sesuai jurusan kuliah yang diambil. Jadi nilai plus untuk kamu saat melamar pekerjaan nanti. Karena didunia kerja based on my experience, bukan cuma nilai yang dilihat, tapi skill kamu yang terpenting. Karna nilai hanya angka tapi skill hanya kamu yang bisa.
Hehehe semoga paham maksud saya. Ohiya untuk pemalunya, belajar untuk banyak bersosialisasi dgn orang orang baru didunia nyata, bukan sosmed ya. Karena ketemu banyak orang langsung kita bisa langsung praktek seberapa malunya kita, bisakah kita menghandle atau mengatur rasa pemalu kita. Lebih aktif, banyak bertanya. Dulu saya gitu kok, pemalu sama. Tapi lambat laun, saya belajar untuk merubahnya belajar ikut event event didalam atau diluarkampus saat masih kuliah. Sedikit sedikit berani bertanya berani menanggapi, berani memberikan opini. Ntar juga rasa pemalunya terkikis kok. Semangat selalu ya.
Salam hangat💛
See less