Beberapa faktor yang mempengaruhi jumlah mahasiswa Indonesia di universitas Ivy League adalah:
- Batasan Kuota Internasional: Universitas Ivy League membatasi jumlah mahasiswa internasional yang diterima, biasanya sekitar 10% dari total mahasiswa yang diterima. Jatah sebesar itu harus dibagi di antara ratusan negara, termasuk Indonesia. Dengan jumlah kuota yang terbatas, tentu saja jumlah mahasiswa dari Indonesia juga menjadi kecil di setiap angkatan.
- Persaingan Global: Karena batasan kuota tersebut, persaingan untuk mendapatkan tempat di universitas-universitas Ivy League sangat ketat, tidak hanya untuk mahasiswa Indonesia tetapi juga untuk mahasiswa dari negara lain.
Untuk tingkat S1 di universitas Ivy League, ada beberapa faktor tambahan yang perlu dipertimbangkan:
- Keterbatasan Financial Aid: Jika Anda mengajukan permohonan bantuan keuangan dari universitas, peluang diterima bisa semakin kecil. Beasiswa dari sumber eksternal, seperti perusahaan atau beasiswa pribadi, dianggap sebagai pendanaan pribadi, bukan bantuan dari universitas. Jadi, Anda diperlakukan sama dengan pelamar yang dapat membayar biaya kuliah secara penuh.
- Biaya Persiapan: Persiapan untuk masuk ke universitas Ivy League memerlukan biaya yang signifikan. Anda perlu mengeluarkan uang untuk tes bahasa, tes SAT, dan biaya pendaftaran lainnya. Keahlian dalam bahasa Inggris dan kemampuan menjawab soal dalam bahasa Inggris memerlukan persiapan jangka panjang. Jika orang tua Anda tidak mendukung sejak awal, seperti melalui pendidikan bahasa Inggris yang intensif dan lembaga pendidikan yang sesuai, sulit untuk mengejar ketertinggalan menjelang akhir masa SMA.
- Tingkat Kesulitan untuk Siswa Internasional: Sebagai siswa internasional, Anda menghadapi tingkat kesulitan tambahan, terutama jika tidak memiliki saudara yang sudah belajar di sana atau tidak dapat memanfaatkan jalur legacy.
Semua faktor ini menjelaskan mengapa masuk ke universitas Ivy League sangat mahal dan sulit bagi mahasiswa dari Indonesia.
Rata-rata gaji pegawai di Indonesia kalau lulusan sarjana itu di 4–5 juta rupiah, jika orang tua si anak bergaji di kisaran ini kira-kira berapa yang dikorbankan untuk segala sekolah, les, tes-tes masuk yang ada? Kalau anak satu, tidak ada cicilan rumah macam-macam, kedua orang tua bekerja, untuk masuk sekolah internasional di Indonesia sepertinya tetap kurang
Untuk program S2 dan S3, terdapat beberapa perbedaan signifikan dibandingkan dengan tingkat S1:
- Prosentase Mahasiswa Internasional: Di tingkat S2 dan S3, prosentase mahasiswa internasional jauh lebih tinggi dibandingkan S1 karena tidak ada kuota penerimaan yang ketat. Namun, biaya untuk program master sering kali jauh lebih mahal. Program S2 di banyak universitas Ivy League bisa menjadi “sapi perah” bagi institusi karena biaya yang tinggi. Walaupun demikian, jika Anda mendapatkan manfaat karier yang sepadan dengan biaya yang dikeluarkan, maka investasi ini bisa jadi sangat berharga. Anda bisa menggunakan kalkulator ROI untuk pendidikan pascasarjana untuk menilai kapan Anda akan kembali modal dan pekerjaan apa yang perlu dicapai untuk tidak mengalami kerugian finansial.
- Program S3 dan Beasiswa: Program doktoral sering kali memiliki peluang pendanaan yang lebih baik. Banyak program PhD yang menawarkan beasiswa atau gaji karena penelitian merupakan bagian integral dari ranking universitas. Profesor yang mendanai mahasiswa PhD sering kali melakukannya untuk memastikan keberhasilan riset mereka dan stabilitas posisi akademis mereka. Walaupun ada kesamaan dengan dinamika dunia bawah tanah dalam hal kompetisi dan tekanan, jika Anda mendanai sendiri studi doktoral Anda, Anda akan mengalami proses yang relatif lebih tenang.
- Pengaruh Ivy League: Daya tarik dan pengakuan Ivy League mungkin hanya terasa dalam gelembung pergaulan tertentu, seperti di perusahaan atau lingkungan kerja di mana rekan-rekan yang lulus dari Ivy League mempengaruhi persepsi. Banyak orang Indonesia lebih fokus pada pendidikan yang terjangkau dan lokal, dengan tujuan agar lebih mudah mendapatkan pekerjaan di sektor publik atau institusi pemerintah, seperti sekolah kedinasan.
Secara keseluruhan, meskipun Ivy League menawarkan banyak manfaat, biaya tinggi dan persaingan ketat menjadi faktor besar yang harus dipertimbangkan untuk setiap jenjang pendidikan.
Catatan Kaki
[1] 2019 Ivy League Admissions Statistics | Ivy Coach
[2] Admission rates across the Ivy League: a breakdown
[3] Five Reasons Why The Master’s Degree Continues To Thrive
[4] What are the warning signs for a “cash cow” graduate program?