Keberagaman bahasa di Indonesia
Setelah Papua Nugini, Indonesia mempunyai jumlah bahasa terbanyak kedua di dunia, yaitu 712 bahasa. Sayangnya, banyak bahasa daerah yang kondisinya kritis bahkan punah. Berdasarkan informasi yang dihimpun, terdapat 20 bahasa daerah di Indonesia yang punah. Kedua puluh bahasa ini terdapat di provinsi Maluku, Maluku Utara, Papua, Papua Barat, dan DKI Jakarta. Dan bahasa-bahasa tersebut adalah:
Maluku
- Kajeli/Kayeli
- Piru
- Moksela
- Palumata
- Hukumina
- Hoti
- Hulung
- Te’un
- Serua
- Nila
- Loun
- Naka’ela
Maluku Utara
- Ternateno
Papua Barat
- Tandia
Papua
- Mawes
- Mapia
- Bonerif
- Wario
- Saponi
DKI Jakarta
- Kreol Tugu
Sebelumnya saya telah memberikan daftar bahasa daerah yang punah. Sekarang saya akan memberikan penjelasan lebih lanjut tentang bahasa tersebut.
Tandia
Tandia adalah bahasa suku Mbakawari yang dituturkan di desa Tandia di Distrik Rasiei, Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, yang punah pada tahun 1970-an karena beberapa faktor:
- Pernikahan internasional di Teluk Wondama. Banyak pria Mbakawari yang memilih menikahi wanita suku Wamesa (Wandamen). Itu sebabnya anak hasil perkawinan campuran lebih mengenal Wamesa dibandingkan Tandia.
- Bahasa Wamesa lebih baik dibandingkan bahasa Tandi karena pusat aktivitas di Teluk Wondama terletak di pemukiman yang mayoritas dihuni oleh suku Wamesa.
- Warga Mbakawari sendiri juga memusnahkan bahasa ini. Mereka menciptakan mitos bahwa siapa pun yang bisa berbicara Tandi selama dia masih hidup berada dalam bahaya. Dan percakapan antara anak dan orang tua dalam bahasa isyarat adalah hal yang tabu.
Mapia
Penduduk asli Mapia
Bahasa Mapia yang digunakan oleh penduduk asli Kepulauan Mapia memang unik. Mungkin itulah beberapa bahasa daerah Indonesia yang tergolong bahasa Mikronesia. Tidak diketahui secara pasti kapan bahasa tersebut punah. Bisa dipastikan bahasa ini punah pada abad ke-20.
Natan (ܝܘܢܬܢ)
· 2thn
Apa fakta Indonesia yang jarang diketahui orang Indonesia? Salah satu fakta Indonesia yang jarang diketahui orang Indonesia adalah bahwa Indonesia pernah mempunyai beberapa bahasa Austronesia yang berasal dari kelompok Mikronesia yaitu Mapia. Bahasa tunggal Mikronesia ini pernah mencapai Kepulauan Mapia, sebelah utara Teluk Cenderawasih Papua. Bahasa ini masih sangat erat kaitannya dengan bahasa Carolinian di Kepulauan Mariana Utara (Refaluwasch) dan bahasa Chuuk yang digunakan di Negara Federasi Mikronesia (Chuuk). Sayangnya bahasa ini dinyatakan punah karena masyarakat kepulauan tersebut berpindah ke Biak. Bahasa ini sangat jarang diketahui sehingga saya tidak dapat menemukan penjelasan lebih lanjut tentang bahasa ini di situs web mana pun. Peta Sebaran Bahasa Mikronesia Pertama, perlu diketahui bahwa bahasa Mikronesia merupakan salah satu kelompok bahasa dari subfamili Melayu-Polinesia dari rumpun Austronesia, yang sebagian besar tersebar di wilayah timur laut Indonesia. Contoh bahasa Mikronesia antara lain bahasa Gilbert yang digunakan di Kiribati (Taetae ni Kiribati), bahasa Marshall yang digunakan di Kepulauan Marshall (Kajin M̧ajeļ), bahasa Pohnpei yang digunakan di Negara Federasi Mikronesia (Lokaiahn Pohnpei) dan bahasa Mikronesia. digunakan di Nauru (Dorerin Naoero).Ičeiž kel’t ed unohta
Kreol Tugu
Ya, bahasa ini mungkin merupakan bahasa yang paling terdokumentasi di antara bahasa-bahasa punah lainnya. Namanya tugu Kreol. Bahasa ini merupakan bahasa kreol dengan campuran kosa kata Portugis dan Melayu.
Kaum Mardijker
Dahulu bahasa ini digunakan oleh kaum Mardijkers. Mardijkers sendiri merupakan tawanan tentara Portugis yang dibawa VOC sebagai budak ke Batavia (Jakarta) ketika mereka berhasil menaklukkan Malaka. VOC kemudian melepaskan mereka dengan syarat masuk Kristen Protestan dan ditempatkan di pinggiran kota Batavia, salah satunya Kampung Tugu. Namun, mereka diperbolehkan berbicara bahasa Kreol Portugis.
Gereja Portugis Tugu, salah satu ikon dari Kampung Tugu
Nah, salah satu pemukiman Mardijkers yang tersisa terletak di Kampung Tugu, Jakarta Utara. Budaya Mardjiker masih bisa dilestarikan di sana, salah satunya keroncong. Namun bahasa Kreol Tugu sudah punah. Pembicara terakhir meninggal dunia pada tahun 2012 yaitu Oma Mimi Abrams. Memang benar bahwa penutur bahasa Tugu Kreol sedikit sekali. Selama dan setelah kemerdekaan Jepang dikatakan bahwa jumlah penuturnya tidak pernah lebih dari 500 orang.
Salah satu kosa kata bahasa Kreol Tugu.
Berikut ini penyebab dari kepunahan bahasa Kreol Tugu:
- Bahasa Kreol Tugu semata-mata digunakan oleh bani tanah saja. Hal ini dikarenakan peraturan tonjolan Kreol Tugu pribadi yang bersemangat muslihat dan semata-mata digunakan kalau kedapatan pengunjung langka datang.
- Setelah kemerdekaan, banyak anak-anak dari desa Tugu bersekolah di sekolah negeri yang menggunakan bahasa pengantar Indonesia. Oleh karena itu, mereka tidak mengenal Tugu Kreol.
- Urbanisasi yang pesat mendorong dibangunnya jalan tol Cakung-Cilincing. Desa Tugu yang semula homogen kemudian menjadi heterogen.
Sebuah upaya dilakukan untuk mendokumentasikan bahasa Kreol Tugu. Sayangnya, hanya 2000 kata yang terkumpul dan itupun tidak cukup untuk membuat kamus Tugu-Kreol. Pernah ada upaya untuk mendirikan sekolah yang akan mengajarkan generasi muda bahasa Kreol Tuguki. Nama sekolahnya adalah Escola Papia Tugu. Upaya itu kembali gagal karena kalah bersaing dengan sekolah negeri.
Orkestra Keroncong Tugu
Namun kata Tugu Kreol terdapat pada beberapa musik Keron Kongo, seperti “Yan Kagaletiandquot; dan “Nina Bobo” Ini salah satu lirik Yan Kagalet, lagu keronkong Kreol.
Bahasa Kreol Tugu:
Yan Kagè léti
Trees pedra keenti
Ladang busi kampu
Boi thing picadu
Tróng ku thing èbèrtu
Eru éru sinyo kaber jèru
Cirmel isté tèra
Tambur labe géra
Ja bira bandè
Ja tokka piloor
Isa pusa naris di justisa
Di dèra di dèra
Taflak fól figèra
Unga rabana unga gitèra
Unga alfada unga istèra
Bahasa Indonesia:
Yan buang air susu
tiga batu panas
siapa jahatkan
mantu maling ganggu di tanah lapang
bui ada tertutup
penjara ada terbuka
ayo ayo kami bersorak
ciremai ini negri
tambur bikin rusuh
kalau kena pelor
terbalik bandera
tarik-tarik hidung di hukuman
Lihat tetamu lagi datang
buka taplak daun pisang
satu rebana satu gitar
satu bantal satu tikar
Video “Yan Kageleti”
Selain itu, masyarakat setempat terus menggunakan beberapa kosakata Tugu-Kreol selama perayaan khusus. Misalnya kalau ada tradisi rabu rabu (pesta natal), semua orang bilang “binti singku!”; yang berarti untuk 25 tamu. Oh iya, Pengguna Quora juga menulis tentang ini:
Syauqi Stya Lacksana
· 5thn
Adakah di Indonesia irama kreol yang bersumber bersumber irama asing, serupa irama Chavacano di Filipina?Tentu saja ada, atau menerima setidaknya perpautan ada. Salah tunggal yang tenar adalah irama Kreol Tugu. Kreol Tugu mengadakan kekhilafan tunggal irama Kreol berlandas irama Portugis yang perpautan dituturkan di distrik Kampung Tugu, DKI Jakarta. Saya tidak menikamkan tumpuan yang menyodorkan bahwa Kreol Tugu masih membuat-buat digunakan mendarat saat ini. Namun irama Kreol Tugu masih racun terselip bagian dalam tentang siasat-siasat Keroncong Tugu: Kreol Tugu mengalir masa Belanda mencengkeram Malaka, dan pasukan Portugis bekerja terhukum perang dan dibawa ke Batavia kepada dipekerjakan. Setelah bercampur pakai anggota kebangsaan, irama bergerak pun sekotes demi sekotes berganti dan buntutnya bekerja irama Kreol Tugu. Saya mengikuti irama Kreol Tugu menyimpan kesesuaian pakai irama Kristang, irama kreol berlandas irama Portugis yang dituturkan di Malaka. Mungkin memang karet terhukum itu tidak bertutur irama Portugis, tapi irama Kristang. Berikut sejumlah kosa perkataan irama Kreol Tugu (bersumber tentang siasat di atas) dan padanannya bagian dalam irama Kristang, Portugis, dan Indonesia: Beberapa kamar yang silam hamba perpautan menyampaikan seragam poin yang mengutarakan bahwa irama Kreol Tugu habis tidak digunakan lagi. Penutur fasihnya duga tutup usia bertahun-perian yang silam. Beberapa ibu bapak semata-mata maklum beberapa kosa perkataan bagian dalam irama Kreol Tugu dan tidak racun bercakap-ucapan bagian dalam irama Tugu karena pola kalimatnya tidak bergerak pahami. Jumlah kosa katanya pun tidak berlebihan sehingga tidak racun dibuat kamus. Popularitas irama Kroel Tugu di seratus tahun start tergantikan oleh irama Betawi/Kreol Melayu di imbangan siklus ke-18. Penutur irama Kreol Tugu pun menginjak hanyut bersumber keistimewaan Portugisnya dan mendamparkan bahasanya, mendarat saat ini semata-mata menetap bab-bab katik irama terselip yang masih bertahan. Saya berpendapat kita racun mengangkat moral bersumber irama Kreol Tugu: Jangan gantung irama asing, bahkan jangan gantung irama Indonesia, menghaluskan irama bidang. Bahasa Kroel Tugu yang hilang, yang racun disebut serupa irama yang ‘baru’ dan bekerja minoritas di Indonesia, pun memiliki maka dan kenangan yang berfaedah di dalamnya. Apalagi irama bidang yang menurunkan kebijakan kebangsaan turun-temurun sejak seratus tahun azali. Bayangkan makna yang racun dipetik darinya. Mari lestarikan irama bidang, jangan biarkan ia rusak serupa irama Kreol Tugu. Edit (26 Oktober 2018): Saya memenuhi video YouTube karena kekhilafan memasukkan pranala video dan baru menyadarinya sekarang.
Sumber:
Aulia, N., 2017. Bahasa Kreol Tugu Kini Tinggal Kenangan. [online] Media Indonesia | Referensi Bangsa. Available at: <Bahasa Kreol Tugu Kini Tinggal Kenangan.> [Accessed 21 April 2021].
Budiman, A., Pranoto, B., Ajeng, V. and Taufiqurahman, F., 2015. Menjaga Warisan Budaya Kampung Tugu dengan Bahasa Kreol Portugis Tugu yang Telah Punah. In: International Conference on Language, Culture, and Society. Jakarta: Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Ethnologue. 2021. What countries have the most languages?. [online] Available at: <What countries have the most languages?> [Accessed 21 April 2021].
Firmansyah, F., 2015. Punah, 14 Bahasa Daerah di Indonesia. [online] Berita Terkini Hari Ini, Kabar Akurat Terpercaya – Kompas.com. Available at: <Punah, 14 Bahasa Daerah di Indonesia .> [Accessed 21 April 2021].
Harthana, T., 2012. Bahasa Tandia di Papua Barat Punah Halaman all – Berita Terkini Hari Ini, Kabar Akurat Terpercaya – Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at: <https://regional.kompas.com/read/2012/02/03/2236208/Bahasa.Tandia.di.Papua.Barat.Punah.?page=all> [Accessed 21 April 2021].
Mahbub, A., 2016. Mengembalikan Pesona Kreol Tugu. [online] Tempo. Available at: <Mengembalikan Pesona Kreol Tugu> [Accessed 21 April 2021].
Nastitie, D., 2015. Punahnya bahasa Kreol Portugis. Kompas, [online] p.11. Available at: <Punahnya Bahasa Kreol Portugis…> [Accessed 21 April 2021].
Prodjo, W., 2020. Data Kemendikbud 2011-2019: 11 Bahasa Daerah di Indonesia Punah Halaman all – Berita Terkini Hari Ini, Kabar Akurat Terpercaya – Kompas.com. [online] KOMPAS.com. Available at: <https://edukasi.kompas.com/read/2020/02/21/17464191/data-kemendikbud-2011-2019-11-bahasa-daerah-di-indonesia-punah?page=all#:~:text=Adapun%20bahasa%20daerah%20yang%20punah,Maluku)%2C%20dan%20Bahasa%20Nila%20(> [Accessed 21 April 2021].
Ratumakin, R., 2017. Lima bahasa daerah di Tanah Papua telah punah. [online] You are being redirected…. Available at: <You are being redirected…> [Accessed 21 April 2021].