Ini adalah salah satu momen keberuntungan terhebat yang pernah saya alami—semua orang bilang, “Wah, jatah hoki seumur hidup kamu sudah habis.” Sampai sekarang saya masih sulit percaya bahwa saya benar-benar mendapatkan hadiah tersebut.
Jadi, ceritanya, saya memenangkan undian umroh dari acara pengajian nikahan teman di sebuah hotel. Ketika kami masuk ke gedung, kami diberikan nomor undian dan diberitahu ada banyak hadiah, seperti TV, mesin cuci, dan kulkas. Namun, hadiah utamanya, umroh, hanya diketahui oleh keluarga mempelai pria dan akan diumumkan oleh MC di akhir undian.
Saat acara undian berlangsung, suasana sangat meriah, dan saya bersama teman-teman hanya tertawa-tawa di belakang. MC mulai mengumumkan pemenang hadiah-hadiah kecil hingga hadiah utama TV. Ketika tamu-tamu sedang sibuk makan, tiba-tiba MC mengumumkan bahwa ada satu hadiah tambahan: umroh. Semua orang langsung heboh. Saya dan teman-teman masih sibuk bercanda sambil menunggu giliran mengambil makanan prasmanan. Ketika nomor yang menang umroh disebut, saya tidak langsung sadar karena sibuk antri. Tiba-tiba teman saya memberikan kupon undian yang jatuh dan mengatakan bahwa nomor saya disebut. Saya langsung berlari ke panggung, tidak percaya, dan masih syok.
Di atas panggung, saya diwawancarai oleh MC dan ditanya tentang doa dan tanda-tanda sebelum acara. Saya menjawab sambil tertawa-tawa, namun benar-benar blank dan tidak tahu apa yang harus dikatakan karena masih merasa terkejut. Selama acara, banyak ibu-ibu yang meminta salaman dan memberi ucapan selamat, sehingga saya merasa seperti seorang pejabat. Perasaan campur aduk antara bahagia, bersyukur, bingung, dan tidak percaya.
Setelah pulang, saya langsung menelepon orang tua dan mereka juga syok dan tidak percaya, bahkan sampai menangis saking senangnya. Saya meminta mereka untuk tidak menyebarluaskan berita ini terlebih dahulu karena belum tahu kapan berangkat dan karena keluarga teman yang memberikan hadiah masih sibuk dengan pernikahan. Orang tua saya mengerti dan berjanji untuk tidak menyebarkan berita ini.
Namun, keesokan paginya, tante saya sudah menelepon untuk memberikan selamat dan berita kemenangan saya sudah tersebar luas. Saya tidak bisa menahan diri untuk tidak memberitahukan orang tua karena saya memerlukan doa mereka untuk kelancaran umroh.
Beberapa minggu kemudian, saya diundang ke rumah teman yang memberikan hadiah umroh tersebut untuk membahas rencana keberangkatan. Saya memilih untuk berangkat bulan depan karena merasa ini adalah kesempatan baik yang tidak boleh ditunda. Selama masa persiapan, orang tua teman memberikan bimbingan, memastikan dokumen dan kebutuhan saya lengkap, dan bahkan menuliskan daftar barang yang harus dibawa serta memberikan tips saat berada di tanah suci. Mereka juga memberikan uang untuk biaya pembuatan paspor dan vaksin, yang seharusnya saya tanggung sendiri. Sungguh, mereka sangat baik hati.
Akhirnya, pada November 2022, saya berangkat umroh. Hingga kini, saya masih merinding mengingat pengalaman itu. Saya yang pernah merasa kesal dengan Tuhan atas ujian dan musibah yang diberikan, kini merasa sangat beruntung dan disayangi oleh-Nya. Foto ini diambil saat saya menginap di Tower Zam-Zam, di lantai paling atas, dari mana kami bisa melihat Ka’bah secara langsung.