Di SD, saya tidak menyadari bahwa saya pernah melihat makhluk gaib atau menyebutnya hantu. Mereka tidak menyadari karena karakter mereka serupa dengan karakter manusia biasa, dengan hanya perbedaan warna dan cara mereka berinteraksi.
Di sini, warna kulit dimaksudkan. Ada warna putih, biru lebam, kemerahan, atau bahkan sedikit kehitaman. Ya, di mana saya baru menyadarinya ketika saya menjadi lebih dewasa dan mengetahui lebih banyak tentang makhluk astral. Mereka ternyata sebagian besar orang Jin. Namun, saat saya tinggal di SD, saya hanya bermain-main dengan “teman-teman” yang terlihat seperti murid sekolah, mengenakan seragam putih merah dan beberapa dari mereka, yang kaya raya, mengenakan seragam safari cokelat seperti guru.
Saya ya berinteraksi normal kaya ke teman dan guru manusia aja karena jaman itu mana ngeuh kalo itu bukan manusiakan… ga ada rasa takut krn mereka juga ga pernah jahat ke saya, pokoknya saya masih polos sepolos-polosnya…
Di SMP, saya mulai menyadari, terutama karena mendengar cerita “legend” yang diceritakan di sekolah, sehingga saya mengetahui “oh, dia bukan manusia” meskipun sosoknya tidak mengerikan, tetapi jelas berbeda dari penampilannya, seperti Noni Belanda di perpus atau orang bule yang mengenakan baju vintage di perpustakaan dan melayang-layang di rak buku. Namun, meskipun logika saya sudah berfungsi dan mengetahui bahwa mereka bukan manusia, saya
Suatu ketika di ruang kesehatan, ada kerasukan yang cukup heboh dengan jeritan keras yang membuat semua siswa tertarik, kecuali anak-anak dari kelasku yang langsung keluar kelas. Ruang kesehatan berada bersebelahan dengan kelas saya.
Pas saya dan teman-teman mendekat terlihat dua anak perempuan sedang melakukan kuda-kuda beladiri dan langsung saling menyerah, jadi kaya nonton pertarungan pencak silat.
Sementara di Mushala sekolahan, suka ada yg shalat tapi itu bukan manusi, krn sosoknya seperti kakek-kakek tua dan ga ada yg notice dia selalu shalat di spot yg sama setiap hari kecuali saya.
DI SMA. Ini lebih banyak lagi pengalamannya karena saya sempat pindah SMA 2x. Di SMA pertama saya ini punya gedung lama dan gedung baru, saat saya masuk kelas satu, angkatan saya sudah menggunakan gedung baru, jadi gedung baru dan gedung lama ini letaknye bersebrangan di batasi oleh lapangan upacara yang lumayan besar. Kemudian setau saya Gedung lama ini sudah ga di pake untuk kegiatan belajar mengajar krn kondisinya sudah rapuh.
Dan pada suatu sore setelah saya selesai latihan Pramuka, saya tanpa sengaja melihat kearah gedung sekolah lama, di salah satu kelasnya terlihat ada murid-murid yang sedang belajar, saya bertanya ke teman saya “eh itu anak kelas mana koq belajarnya di situ?”. Teman saya keheranan dan menjawab “mana, orang kagak ada siapa-siapa!”. Setelah saya meliat ke arah kelas yg sama tadi, memang sudah ga ada siapa-siapa, kelas itu kosong.
Selain gedung sekolah lama, juga ada gedung Lab Fisika, Kimia gitulah, nah disini murid2 suka ketakutan ga jelas… usut punya usut, di ruangan itu kan ada lemari loker kaya gini
Buat naro buku dan beberapa peralatan Lab.
Suka ada cewe duduk di atas lemari situ… wajahnya cantik tapi sedih gitu, rambutnya panjang sampai menyentuh lantai… Kalo orang bilang ini mirip Kuntilanak.
DI SMA ke dua, ini yg sebelumnya saya pernah ceritakan tentang kesurupan itu di acara Pesantren Kilat. Terus bilik toilet putri yg paling di takuti siswi lain karena letaknya paling ujung, tapi paling luas dan paling bersih. Penunggu bilik itu ga suka kalo toiletnya di pake, kerena suka pada jorok, kaya pipis/pup ga di siram, buang pembalut sembarangan dll…
Sementara ada di bilik toilet putra yg paling depan (*deket pintu masuk) yg ga bisa di buka karena ada si Om Ocong nya~ XD
Di Kampus. Ini mah bahaya sih temen Quora byk yg tau saya kuliah di mana soalnya jadi meningan ga cerita ah~ XD