Pengalaman pribadi menjadi guru yang menghadapi pelaku dan korban bully. Disekolah setiap hari pasti ada saja pembullyan baik fisik maupun verbal.
- Pelaku bully biasanya juga menjadi korban. Di sini, hukum sebab akibat berlaku. Rata-rata mereka juga pernah menjadi korban bully dan memiliki pengalaman menginterogasi pelaku bully di sekolah tempat kerja mereka. Hati-hati, terkadang mereka menjadi korban pelecehan bukan hanya oleh temannya; beberapa siswa juga menjadi korban pelecehan gurunya, yang biasanya melakukan pelecehan verbal. Apakah gurunya juga menjadi korban pelecehan? Entahlah, karena takut tersinggung jika ditanya kepada rekan kerja, akhirnya diserahkan kepada kepala sekolah dan tetap rahasia daripada dipublikasikan kepada publik. Bully ini seperti lingkaran berputar.
- Anak yang awalnya ceria tiba-tiba menjadi tenang dan diam. Dia biasanya menjadi korban pembullyan lisan. karena diejek atau dilecehkan secara fisik atau pribadi
- Anak yang kalem menjadi tidak terkendali oleh emosinya; ini adalah pengalaman nyata yang tidak dapat dilupakan dan kecolongan. Tidak ada tes psikologis yang dilakukan pada anak-anak yang mendaftar di sekolah. Tampaknya mereka kalem dan mudah diajak bicara. Kami menerima anak ini dengan harapan bahwa dia akan baik-baik saja. Namun, selang beberapa bulan, dia mulai menunjukkan sifat-sifat aslinya, seperti menendang dinding, melempar barang, teriak, dan nendang apa pun di dekatnya. Dia menjadi korban kekerasan ayahnya dan preman di sekitar rumahnya setelah dibawa ke psikiater dan diwawancarai secara langsung. Jika diceritakan bahwa semua pembullyan anak ini memilukan, pemirsa akan merasa geli.
- Seringkali, meskipun dia tidak sakit, dia tidak mau keluar rumah, sering tidak hadir di sekolah, atau tidak ingin bermain dengan temannya.
- Sering mengejek orang lain, sama seperti yang pertama dia korban ejekan akhirnya dia lampiaskan ke adik adiknya atau juniornya.