Salam semua, akhirnya aku memiliki waktu untuk menulis. Saya minta maaf kepada semua orang yang telah menunggu selama sebulan. Jujur saja, cape euy berdiri di kampus Bikini Bottom bersama asistennya yang agak aneh.
Balik ke pertanyaan, jujur aku melihat banyak jawaban lain kebanyakan pengen gamenya jadi semakin “realistis” dan makin ke arah simulasi kehidupan. Aku sendiri sangat-sangat membenci hal tersebut, apalagi kenanganku di RDR 2 yang cepet banget lelah saat memainkan gamenya.
Selanjutnya, ini hanya tanggapan saya. Saya percaya bahwa game-game action-adventure harus tetap mampu memberikan keterlibatan yang menyenangkan dan tidak terpaksa kepada pemain tanpa terjebak terlalu dalam simulasi. Ini adalah alasan mengapa separuh pertama RDR2 sangat membosankan, karena kebebasan yang Anda miliki di bagian pertama telah dihilangkan secara signifikan, dan bagian keduanya sangat diprogram.
Lihat aja deh kasus game genapnya GTA dulu, GTA IV, di mana kasusnya juga sama. Terlalu realistis, malah jadi kesannya melelahkan banget. Distraksi di mana-mana, cuma jadinya nggak fun sama sekali bagi kebanyakan orang.
Kalau aku sendiri punya permintaan untuk benar-benar memisahkan GTA story part dengan multiplayer. Yep, bakal ngeselin banget buat banyak orang karena jadinya mereka belinya nggak sepaket. Akan tetapi, dengan melihat rencana R* yang pengen banget memonetisasi GTA VI nantinya maka kurasa akan lebih fair untuk memisahkan keduanya. Ya, mirip-mirip RDR Online gitu deh. Enaknya sih base game nggak keganggu dan multiplayer-nya bisa dikembangin terserahnya.
Selain itu, di sini mungkin bisa memisahkan banget buat gamer yang bener-bener pengen GTA klasik dengan GTA Online yang emang sangat-sangat roleplay banget. Mungkin kalo di Online terserah deh mau jadi simulasi parah atau gimana, tetapi seenggaknya tidak mengganggu GTA VI untuk bagian story-nya.
Kedua, aku pengen harganya stabil. Rencana bahwa GTA bakal dibikin renting system ataupun dihargai berdasarkan lama gamenya membuatku khawatir buat gaming scene kedepannya akan mengikuti Rockstar semua. Di MMO masih masuk akal, udah lama mereka main di zona sana. Akan tetapi, untuk action-adventure kayak gini nggak banget sih.
Saya khawatir tentang bagaimana Take-Two akan memanfaatkan kebodohan para penggemar GTA untuk meminta biaya apa pun untuk GTA, membuat publisher rakus lainnya mengikuti. Jika itu terjadi, saya tidak bisa memaafkan Rockstar karena memulai kekacauan dalam dunia game masa depan. Itu benar; pembuatan game saat ini jauh lebih rumit dan mahal banget.
Akan tetapi, untuk monetisasi mungkin ada deh cara yang lebih baik buat kedua belah pihak daripada bikin sistem renting per jam. Makanya aku lebih pengen pisahin aja multiplayer biar ke sana semua borok-boroknya terlempar ke sana semua dengan asumsi hal tersebut terjadi.
Ketiga, saya meminta ESG untuk tidak mempublikasikan GTA VI di masa depan. Jika Anda tidak mengetahui ESG, tujuan utamanya adalah untuk menyediakan dana bagi para developer untuk mengembangkan bisnis mereka, dengan tolak baliknya adalah bahwa komponen ESG seperti toleransi dan diversitas harus dipertahankan. Seandainya ESG masuk ke dalam lingkungan selama perkembangan GTA, semua komedi, sarkasme, dan fenomena absurd yang kita lihat di Barat, terutama di Amerika Serikat, dapat dihapus atau bahkan diganti dengan pernyataan budaya dan propaganda.
Di beberapa developer game gede tuh udah beranjak rame banget ESG ini menjangkiti video game, terutama western. Mungkin bagi beberapa orang mereka nggak mempermasalahkan tersebut karena balik lagi, ESG ini “berusaha” menjunjung diversitas dan toleransi. Hanya saja, buat GTA yang seringkali memaparkan realita kehidupan sekonyol-konyolnya kurasa ESG akan menjadi perusak kekhasan dari seri GTA itu sendiri. Abang-abang sekalian harusnya udah lumayan memahami dan mungkin lebih sensitif terhadap beberapa kata seperti “diversity”, “inclusive”, dan “representation” di video gamenya.
Sekian 🙂 dan aku masih sedih No Man’s Sky ga menang Best Ongoing Game dan malah dimenangin Siberpang 🙁