Meskipun jawaban ini mungkin agak sensitif, ini adalah pendapat pribadi yang didasarkan pada pengalaman saya di kuliah, pekerjaan, dan wiraswasta. Saya memohon maaf sebelumnya jika ada kesalahan dalam tulisan ini.
Saya percaya bahwa kurangnya pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja menyebabkan banyak sarjana menganggur.
Sebagai contoh, selama kursus akuntansi saya, kami sering membuat laporan keuangan menggunakan Microsoft Excel dan kertas2, yang sering tidak imbang dan membuat saya agak membingungkan.
Setelah masuk kerja, saya diminta untuk belajar software akunting tepat waktu. Saya agak gugup saat menggunakan aplikasi ini karena saya belum pernah menggunakannya sebelumnya. Namun, perusahaan menggunakan aplikasi ini untuk menjalankan proses akuntingnya, tidak seperti yang diajarkan di kuliah.
Ketika saya menggunakan software ini, semua hitungan dilakukan oleh komputer, jadi saya tidak pernah mengalami masalah “tidak seimbang” lagi. Sebaliknya, saya belajar tentang hal-hal yang lebih penting, seperti rasio utang dan piutang, kesesuaian neraca, pajak, dll. Dengan menguasai software ini, kita dapat mendapatkan pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana bisnis berjalan.
Pertanyaannya adalah mengapa sekolah tidak mengajarkan akuntansi berbasis software? Kenapa dia belajar akuntansi dengan menggunakan buku besar yang digaris-garis dan dihitung secara manual—karena tidak ada keseimbangan? padahal pekerjaan akuntansinya bergantung pada komputer. dan kemampuan ini sangat penting dalam industri pekerjaan dan usaha.
Contoh lain, saya juga mengajar pemasaran di kelas saya. Kelas tersebut hanya membahas teori dan definisi pemasaran yang berbeda dari akademisi.
Saya belajar tentang pemasaran dari praktisi bisnis online ketika saya berwiraswasta dan membutuhkan keterampilan. Mereka mengajarkan saya tentang riset pasar dengan Google, keterampilan negosiasi, cara keluar dari perang harga, funneling, membangun daftar pelanggan, cara mendapatkan trafik, dll. Ketika saya menerapkan pengetahuan mereka, itu terbukti menghasilkan omset dan keuntungan.
Pertanyaannya adalah mengapa institusi pendidikan tidak mengajarkan hal-hal yang diajarkan di atas? Apakah telah terbukti bahwa disiplin ilmu yang terdiri dari teori dan definisi buku tersebut menghasilkan keuntungan? karena omset dan keuntungan adalah hal penting bagi kedua dunia kerja dan bisnis.
Untuk menjadi dosen, tidak hanya diperlukan lulusan Magister atau Doktor langsung untuk mengajari, tetapi juga pengalaman kerja selama beberapa tahun di industri yang relevan. Ini akan memberi calon dosen pemahaman yang akurat tentang keterampilan yang dibutuhkan di dunia kerja dan bisnis, sehingga kurikulum yang mereka buat dapat disesuaikan dengan kebutuhan pasar dan perusahaan.