Ini sering terjadi ketika wanita bertemu atau berpapasan di acara-acara:
Saat rambut dipuji:
Cewek 1: “Eh, kamu baru cat rambut di salon ya?”
Cewek 2: “Iya, baru dari [insert salon mahal], tadinya mau warna kayak Rose Blackpink, tapi malah hasilnya begini.”
Cewek 1: “Itu kelihatan keren kok, beneran.”
Cewek 2: “Masa sih? Rasanya kayak habis dari salon yang kurang bagus.”
Saat bentuk badan dipuji:
Cewek 2: “Mon maap, ada yang baru diterima kerja di NASA ya?”
Cewek 2: “Badannya enteng banget…”
Cewek 3: “Halah, badan gue segede sapi gini.”
Cewek 2: “Nooo… Itu kelihatan keren, beneran.”
Cewek 3: “Halah, besok gue disembelih.”
Saat gaya pakaian dipuji:
Cewek 3: “Eh, dress baru ya? Pasti mahal.”
Cewek 4: “Mahal dari mana? Ini beli di pasar loak, cuma 15 ribu.”
Cewek 3: “Nooo… Itu kelihatan keren, beneran.”
Cewek 4: “Mana ada? Pake baju ini malah bikin gue kelihatan gemuk.”
Saat penampilan baru dipuji:
Cewek 4: “Topi kamu bagus, beli di mana?”
Cewek 5: “Mabuk ya? Gue kayak orang Persia gini.”
Cewek 4: “Nooo… Itu kelihatan keren, beneran.”
Cewek 5: “Apaan sih! Kamu nggak tau aja, tadi orang-orang pada minta karpet ke gue.”
Tapi jika pujian diterima dengan positif: “Memang banyak yang bilang begitu” atau “Wah, terima kasih ya,” reaksi mereka mungkin seperti ini:
Cewek 1: Aaarrghhh!!! (Cabik-cabik rambut sendiri)
Cewek 2: OMG (Tuang asam sulfat ke diri sendiri)
Cewek 3: Faaakkk!!! (Cari pom bensin terdekat lalu telepon)
Cewek 4 dan 5: Bgsd!! (Berguling-guling di jalur busway)
Intinya, kekacauan. 😔
Meskipun lebih dari 50% populasi bumi adalah wanita, bahasa mereka tetaplah yang paling sulit dipahami. Salah satu contohnya adalah deflecting, dan sebagai pria yang melihat langsung proses ini, saya benar-benar bingung. Kenapa harus begitu?
Ada yang bilang bahwa kata-kata wanita hanya 1% yang berarti literal, sementara 99% sisanya harus ditelaah dengan hati-hati.
Jika tidak, bisa jadi masalah.
Dari pengamatan saya, banyak kesalahpahaman dalam hubungan terjadi hanya karena keengganan wanita untuk mengungkapkan perasaan mereka. Kenapa enggan? Karena mereka merasa kamu pasti sudah mengerti, jadi tidak perlu dijelaskan lagi.
Ini adalah sumber masalahnya. The tip of the iceberg.
Contoh lain:
#1. Saat dia bilang, “ya sudah, kamu enjoy saja,” padahal hari itu adalah jadwal kencan di rumahnya.
#2. Saat dia bilang, “sebentar beb, paling 5 menit lagi gue siap,” padahal untuk mekap seperti eye shadow, eyeliner, mascara, lipstick, blush on, shadows, highlights, butuh waktu setidaknya satu jam.
#3. Saat membicarakan tipe pria yang disukai: “Eh, tipe pria kamu seperti apa sih?”
“Oh, kriteria aku sih sederhana,”
“Paling tinggi, tampan, baik, pintar, dan kaya.”
#4. Saat Cewek Diam Mematung Sambil Menatap Makanan Favorit
Ketika cewek melihat makanan yang disukainya dengan tatapan penuh harapan dan kemudian berkata,
“Beb, lihat deh kuenya kelihatan enak banget, kan?”
Dan bodohnya si cowok menjawab, “Mau makan ini, beb?”
Dalam hati si cewek mungkin teriak, “Tentu saja mau! Tapi aku tidak ingin bilang langsung kalau aku mau makan itu. Yang aku harapkan adalah kamu yang membelikan makanan itu.”
Ini bukan tentang pelit atau saldo yang belum terisi, tapi lebih kepada cewek ingin kamu yang membelikan, sehingga kesannya kamu yang ingin dia makan makanan tersebut.
#5. Saat Cewek Mengeluh Tidak Ada Baju yang Cocok
Saat cewek mengeluh bahwa dia tidak punya baju yang pas, padahal lemari bajunya penuh. Ketika dia membuka lemari, semua baju seolah menghilang dari pandangannya.
Bukan karena jumlah bajunya kurang, tapi karena semua baju sudah pernah dipakai dan dikombinasikan. Setiap kali dia mencoba baju baru dan memotretnya, baju tersebut semakin mengingatkan dia akan ketidakcocokannya.
Akhirnya, meskipun ada banyak baju, tidak ada yang terasa cocok untuk dipakai keluar.
#6. Saat Berbelanja
Setelah menawar habis-habisan di pusat perbelanjaan,
SPG: “Oke deh, buat mbak saya kasih diskon 80%, jadi harganya 200 juta. Mari saya bungkus.”
Cewek: “Tunggu deh, mbak. Kayaknya saya lebih suka warna Ungu Gading Keemasan. Ada?”
SPG: “Uhhh, gimana ya?”
Pada kenyataannya, harganya terasa terlalu mahal. Cewek sering kali sadar bahwa harga barang yang dia sukai bisa sangat tinggi setelah efek penawaran memudar.
Kadang, naluri emak-emak akan muncul ketika melihat barang yang diinginkan namun harganya selangit.
#7. Saat Ditanya “Kenapa Beb?”
Ketika ditanya kenapa dia terlihat tidak baik, dan dia menjawab via WA,
“Aku gak papa, hihihi. Sana gih main futsal.”
blocked
Disclaimer: Ini adalah pandangan dari pengamat, bukan praktisi, jadi jika ada kekeliruan, harap dimaklumi. Jika ada tambahan atau klarifikasi, silakan.