Setelah melakukan konseling dengan Psikolog, ternyata pacar saya memiliki gejala dan kecenderungan Borderline Personality Disorder. Jadi, dia memiliki tanda-tanda dan gejala borderline, tapi belum sampai pada tahap psikopatologi.
Borderline personality disorder adalah gangguan kepribadian cluster B yang ditandai dengan kepribadian yang dramatis, emosional berlebihan, dan pola pikir serta perilaku yang sulit diprediksi. Orang dengan BPD cenderung memiliki hubungan interpersonal yang tidak stabil, self image yang tidak konsisten, dan kecenderungan untuk bertindak secara impulsif. Mereka juga sangat sensitif terhadap rasa ditinggalkan atau ditolak secara umum. Jika mereka merasa ditinggalkan, mereka akan menjadi sangat emosional, impulsif, dan tidak rasional.
Pacar saya sangat sensitif terhadap segala bentuk rasa ditinggalkan, bahkan yang tidak terlihat seperti itu. Hal ini semakin terjadi ketika dia sedang mengalami stres dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya, kami dan beberapa teman berencana untuk mendirikan sebuah komunitas. Setelah melakukan survei awal, ada satu teman yang juga sahabat pacar saya yang memutuskan untuk tidak ikut serta dalam proyek ini karena merasa tidak tertarik dan tidak ingin berpartisipasi. Sahabat tersebut tiba-tiba keluar dari grup. Karena itu, pacar saya merasa bahwa sahabatnya telah meninggalkannya. Mereka tidak lagi berkomunikasi selama beberapa bulan ini. Bahkan saat sahabatnya keluar, pacar saya merasa kesal dan marah. Rasa kesal dan marah ini biasanya hanya berlangsung selama seminggu. Namun, hal itu bisa terjadi karena dia menemukan pemicu baru.
Jika kita bicara secara teori dan pengalaman, faktor yang memiliki pengaruh besar terhadap masalah ini adalah pola pengasuhan orang tua. Mereka mengasuh dengan keras dan dingin, sehingga sang anak tumbuh dengan pemikiran bahwa hubungan antar pribadi menakutkan, tidak dapat diandalkan, dan orang bisa meninggalkan mereka kapan saja.
Tanpa mengurangi nilai orang tua tersebut, mereka memiliki harapan yang tinggi terhadap pacar saya, memberikan hukuman (baik secara verbal maupun fisik), namun tidak memberikan reward ketika berhasil. Secara umum, pengasuhan orang tua cenderung keras, dingin, dan jauh. Ayahnya cenderung kasar dan konservatif. Ia melarang anak-anaknya bermain dan mendorong mereka untuk belajar dan beribadah banyak, padahal bermain adalah bagian penting dari pertumbuhan anak. Sementara itu, ibunya bekerja keras dan tidak dekat dengannya. Tidak bisa dipungkiri, faktor genetik juga memainkan peran dalam masalah pacar saya. Ada kecenderungan bawaan sejak lahir. Namun, pola pengasuhan yang buruk membuatnya semakin memburuk. Bagian ini saya persembahkan untuk para orang tua di luar sana…
Jadi, pokoknya jawabannya adalah:
Apa yang ada di pikiran pacar saya yang sangat sensitif? Dia selalu waspada terhadap reaksi sosial orang lain. Dia selalu dalam mode bertahan hidup di mana dia harus selalu sadar kapan orang akan meninggalkannya. Bagi dia, ketika orang meninggalkan, itu membuatnya merasa tidak nyaman. Bagi dia, meninggalkan berarti kesepian, merasa tidak berharga, dan merasa tidak berarti. Dan sebelum orang bisa meninggalkannya, biasanya dia akan lebih dulu menolak orang tersebut.