jika kita berbicara tentang orang Indo Belanda (Nederlander). Karena kebanyakan dari mereka berkulit coklat dan berwajah asia, tampaknya ada diskriminasi rasial saat mereka kembali ke negara asalnya. Namun, budaya mereka adalah campuran dari budaya belanda (hindia belanda) dan Asia.
Pada tahun 1957, ketika uni indonesia-belanda dibubarkan oleh Soekarno, negara belanda dengan berat hati menerima pendatang dari Indonesia. Namun, karena belanda baru pulih dari perang dunia kedua, terjadi krisis perumahan.
Orang Indo Belanda “disubsidi” oleh pemerintah belanda untuk tinggal di apartemen kecil yang menampung antara lima dan enam orang secara bersamaan. Tapi yang paling menyedihkan adalah bahwa gelar Hindia Belanda mereka tidak diakui di Belanda.
Orang-orang Indo Belanda ini, yang dulunya memiliki pekerjaan yang baik di Hindia Belanda, secara otomatis memulai hidup mereka dengan cara yang tidak sebanding dengan orang Belanda lainnya. Mereka yang bekerja hanya dapat hidup secukupnya. Kehidupan generasi kedua dan ketiga sekarang lebih baik. Jika saya melihat keadaan hidup sepupu sepupu saya saat ini yang agak “enak”, saya lalu mengingat cerita orang tua mereka tentang pertama kali mereka kembali dari belanda. Hidup mereka sekarang tidak “seenak” seperti sebelumnya.
Diskriminasi lain yang masih berlangsung? upah PNS para pegawai pemerintah kolonial belanda saat diokupasi oleh jepang, selama puluhan tahun tidak dibayarkan, padahal pemerintah belanda membayar upah PNS belanda saat mereka diokupasi oleh jerman, hal ini memicu de indische kwestie (pertanyaan indo), sebuah petisi agar pemerintah belanda membayar upah PNS pemerintah kolonial belanda. saat pemerintah belanda menyetujui, sebagian besar penerimanya sudah meninggal. Bahkan, ada kesinisan bahwa pemerintah belanda sengaja mengulur waktu agar semua mantan PNS hindia belanda meninggal dan mereka tidak perlu membayar gaji tersebut.
Griselda Molemans, seorang jurnalis, penulis buku “Opgevangen in Andijvielucht”, meneliti bahwa banyak uang dan polis asuransi jaman hindia belanda raib begitu saja sebelum 1942 karena para pemilik rekening tersebut kehilangan bukti rekening mereka. (coba lihat review buku tersebut disini).
Orang indo belanda sering dianggap sebagai model minority dan minoritas paling terintegrasi di belanda karena memiliki “colonial bonus” (karena mereka bisa bahasa belanda dan memilliki beberapa kesamaan budaya) namun di sisi lain, narasi sejarah mereka tidak pernah muncul di narasi publik, dan sejarah perang dunia ke-2 belanda mengfokuskan okupasi jerman dan dilanjutkan dekolonisasi.