Pasti ada kok. Entah karena kurangnya kesadaran akan diri sendiri, enggan melawan arus, atau memang kemampuannya tidak memenuhi standar hasil yang diinginkan.
Kadang-kadang, hal itu terjadi karena tidak menyadari berada di medan pertempuran yang salah. Atau mungkin tidak melihat peluang besar untuk berkembang karena terlalu dipengaruhi oleh pendapat umum.
Misalnya, seseorang yang ahli dalam memanah malah ikut-ikutan menjadi infanteri. Atau sebaliknya, tidak bisa melihat potensi maksimalnya sebagai kavaleri dan malah menjadi pemanah karena itu yang ada lowongan. Terlalu mengandalkan anggapan bahwa “segala sesuatu bisa dicapai dengan kerja keras”.
Tidak selalu begitu, ada banyak faktor tak terduga yang mempengaruhi nasib seseorang. Kebenaran yang pahit, tidak semua usaha akan menghasilkan sesuai yang diharapkan. Terlebih lagi jika salah mengenali potensi yang dimiliki. Kerja keras saja tidak cukup, seseorang kadang-kadang harus benar-benar istimewa dan beruntung.
Kadang-kadang dunia memang tidak adil. Pilihan kita sangat terbatas, hanya bisa berusaha sebaik mungkin dan berdoa, meskipun hasilnya selalu tidak pasti. Namun, itu masih lebih baik daripada hanya diam dan tidak melakukan apa-apa, berharap belas kasihan orang lain, sambil terus berkhayal suatu hari nanti menjadi kaya raya.