Ternyata, ASI tidaklah menjadi faktor utama dalam kecerdasan. Tidak ada bukti ilmiah yang konkret. Jika ASI benar-benar berpengaruh, pasti sudah ada farmasi yang menjual ASI dalam kemasan untuk meningkatkan kecerdasan.
Baru-baru ini, saya berbincang dengan seorang teman yang tinggal di Amerika dan memiliki dua anak. Anak bungsunya tidak mendapatkan ASI, hanya minum susu formula. Namun, kecerdasannya tidak kalah dengan kakaknya. Bahkan, anak bungsunya jarang sakit dan tidak pernah diimunisasi, sedangkan kakaknya yang diimunisasi lengkap sering sakit dan alergi terhadap makanan dan benda-benda tertentu.
Hal ini menunjukkan bahwa kecerdasan tidak hanya dipengaruhi oleh ASI. Berdasarkan pengalaman pribadi, anak saya sendiri tidak mendapatkan ASI sama sekali. Namun, dia selalu makan makanan sehat sehingga nutrisinya terjaga dengan baik. Meskipun dia tidak menjawab semua pertanyaan saat tes IQ (karena memang dia anak yang keras kepala), IQ-nya mencapai 128 saat berusia 5 tahun. Kemampuan bahasanya sangat baik, logikanya bagus, dan kemampuan matematikanya sedikit di atas rata-rata. Selain itu, dia juga tidak mengalami keterlambatan pertumbuhan sama sekali.