Saya mencoba memberikan jawaban yang umum untuk semua orang, meskipun saya pribadi bukanlah orang yang memiliki latar belakang yang sesuai dengan pertanyaan yang diajukan. Namun, sejauh ini saya telah memantau banyak pertanyaan serupa yang menanyakan tentang topik atau judul tesis/skripsi.
Sebenarnya, penentuan judul penelitian, skripsi, atau tesis tidak selalu harus dilakukan oleh mahasiswa secara mutlak dari awal hingga akhir. Terkadang, dosen pengampu mata kuliah atau profesor di sebuah kampus memiliki proyek yang cukup banyak dan membutuhkan mahasiswa yang tertarik untuk mengambil alih pengerjaannya (untuk membantu dalam prosesnya). Berdasarkan pengalaman saya selama kuliah S1 di Indonesia dan S2 di luar negeri, serta melihat dari teman-teman dan kolega yang mengambil S2, banyak dari mereka yang justru melakukan penelitian berdasarkan hibah atau melanjutkan proyek dari dosen yang mereka pilih atau sedang membutuhkan mahasiswa untuk mengerjakan proyeknya.
Lebih lanjut, saya akan memberikan tiga skenario tentang bagaimana Anda dapat menemukan topik penelitian, baik itu untuk skripsi, tesis, atau bahkan disertasi. Berikut adalah gambaran sederhananya:
Punya ide atau rencana, lalu menanyakan ke dosen/profesor yang sekiranya punya kapasitas untuk membimbing
Jika Anda memiliki ide atau rencana dan ingin mencari dosen atau profesor yang memiliki kapasitas untuk membimbing, ada beberapa langkah yang dapat Anda lakukan. Pertama, Anda perlu melakukan peninjauan kembali selama Anda berkuliah untuk mencari tahu dosen mana yang mungkin bisa menampung ide Anda dan mengembangkannya menjadi penelitian. Anda dapat menghubungi mereka melalui email atau bertanya langsung saat bertemu di kampus.
Selain itu, Anda juga dapat mencari informasi tentang proyek-proyek yang sedang dilakukan oleh dosen di universitas Anda. Beberapa dosen mungkin tidak secara aktif menginformasikan proyek mereka, jadi Anda perlu berani jemput bola untuk bertanya langsung. Pastikan Anda menggunakan etika dan adab yang sesuai sebagai seorang akademisi yang terdidik.
Saya sendiri pernah mengalami hal serupa saat mencoba mendaftar beasiswa studi S2 ke Jepang. Saya menghubungi satu per satu profesor di berbagai kampus dan juga orang-orang yang tertarik dengan ide saya. Meskipun membutuhkan waktu dan usaha ekstra, tetapi hal ini penting untuk menemukan pembimbing yang cocok untuk penelitian Anda.
Jadi, jika Anda memiliki ide atau rencana, jangan ragu untuk mencari dosen atau profesor yang memiliki kapasitas untuk membimbing Anda. Lakukan peninjauan kembali, jemput bola, dan jangan lupa untuk tetap menggunakan etika dan adab yang sesuai.
Belum punya ide atau rencana, lalu mendatangi dosen/profesor yang sekiranya cocok untuk bertanya mengenai ada tidaknya proyek untuk dikerjakan
Skenario ini hampir sama dengan yang pertama, di mana menuntut anda untuk berani jemput bola dengan menghadap ke dosen yang bersangkutan. Serupa, namun tak sama, karena di sini, anda tidak bisa atau tidak punya ide untuk riset, namun menawarkan diri untuk menangani atau mengerjakan proyek milik dosen yang bersangkutan. Beberapa dosen atau profesor di luar negeri banyak yang menampilkan daftar proyek yang sedang dia tangani, dan secara tidak langsung, memberikan isyarat bahwa dia butuh bantuan mahasiswa untuk meng-handle proyek tersebut. Jika tidak seperti itu, maka anda lakukan hal yang sama seperti skenario pertama, yakni datang ke dosen yang anda kira memiliki pemikiran, ide, dan konsentrasi yang sejalan dengan anda; lalu menanyakan ada tidaknya ide untuk dikaji, atau proyek untuk dikerjakan. Biasanya juga, selain daftar proyek, dosen atau profesor tersebut akan menampilkan daftar research interest atau fokus studi yang dia tekuni, dan setidaknya bisa dia bimbing, baik secara langsung maupun tidak langsung berhubungan.
Punya ide atau rencana, serta tahu dosen/profesor yang punya proyek serupa, lalu menawarkan kolaborasi bersama
Skenario yang ini cukup kompleks, namun secara garis besar lebih mudah, karena kedua sisi sudah memiliki kesamaan visi dan misi, serta target yang dicapai dalam penelitian atau pekerjaan yang akan dilakukan ke depannya. Di sini, anda malah bisa melakukan negosiasi atau melakukan intervensi seperti menawarkan ketersediaan data atau pilihan data yang dipakai, metode yang mungkin lebih efisien untuk dipakai, atau bahkan menambah maupun mengurangi pekerjaan yang dilakukan dengan dasar yang sudah anda sepakati bersama dengan beliau. Intinya, kedua sisi sudah tahu harus seperti apa, dan kedua sisi sudah memiliki satu kemauan yang bisa diatur sedemikian rupa, serta kedua sisi akan mendapatkan keuntungan atau benefit yang lebih kurang sama: dosen bisa menyelesaikan proyek dengan lebih efisien, mahasiswa bisa mendapatkan proyek yang sesuai dengan kapasitas dirinya.
Jadi, saran saya untuk pihak yang bertanya secara pribadi atau personal: silahkan pilih dari ketiga skenario di atas, kira-kira mana yang paling memungkinkan untuk dipilih. Karena tidak semua ide itu tiba-tiba jatuh dari langit, atau tidak selalu terjadi demikian (walaupun ada beberapa klaim yang menyatakan seperti itu, atau istilahnya mendapatkan ilham dari langit). Kalau anda hanya sebatas ingin memperoleh gelar dari studi anda, maka anda tidak perlu berpikir keras mengenai keberlanjutan studi anda. Tetapi jika anda ingin berkarir di bidang akademik maupun riset (ataupun praktisi), anda harus mempertimbangkan mengenai topik yang bisa terus diulas, dikembangkan, dan akan membantu anda untuk naik ke tangga tertinggi dalam ranah akademisi, yaitu menjadi seorang ahli/spesialis di topik yang anda geluti.
Sekian dari saya, semoga menjawab pertanyaannya, atau setidaknya membantu dalam menelaah apa yang perlu dilakukan. Jika kurang menjawab, mohon maaf. Jika merasa perlu ditambahkan lagi, silahkan dilanjutkan di kolom komentar yang tersedia.