Informasi tersebut tidak benar dan sebaiknya tidak dipercaya. Orang tersebut salah menggabungkan istilah “gula” (monosakarida dan disakarida) dengan istilah “sakarida” secara keseluruhan.
Berikut penjelasan yang sebenarnya:
1. Kandungan sakarida pada beras (termasuk nasi) sebenarnya tidak akan bertambah. Meskipun nasi didinginkan dan dipanaskan kembali, kandungan sakarida nasi tidak akan bertambah, malah akan berkurang karena molekulnya rusak atau dimakan oleh mikroorganisme yang tumbuh pada nasi tersebut.
2. Selama proses memasak atau memanaskan, terjadi perubahan struktur molekul sakarida dari polisakarida (pati) menjadi lebih pendek, yaitu menjadi oligosakarida atau sebagian kecil menjadi gula (monosakarida atau disakarida). Itulah sebabnya nasi lebih mudah dicerna oleh manusia daripada beras. Jika kita makan beras mentah, kita bisa sakit perut.
3. Ketika nasi dingin, pati (bukan “gula”) yang terkandung dalam nasi menjadi lebih sulit dicerna, disebut sebagai pati resisten, yang merupakan salah satu jenis serat pangan. Itulah sebabnya ada yang mengatakan bahwa mengonsumsi nasi dingin lebih baik bagi penderita diabetes, tetapi bukan untuk orang yang sedang diet. Karena kalori yang dicerna tetap sama, tidak akan terlalu berpengaruh bagi orang yang ingin mengurangi kalori.
4. Saat dipanaskan kembali, sebagian dari pati resisten yang terbentuk akan terurai dan menjadi lebih mudah dicerna lagi. Namun, ini tidak berarti bahwa nasi dingin yang dipanaskan kembali akan kembali seperti nasi yang baru dimasak, itu adalah kesalahpahaman. Faktanya, nasi dingin yang dipanaskan kembali memiliki tingkat pencernaan yang lebih rendah daripada nasi hangat yang baru dimasak. Orang yang mengatakan bahwa “nasi dingin yang dipanaskan lagi akan bertambah gulanya” sebenarnya mencoba menjelaskan proses ini. Jadi, yang dimaksud dengan “gula” sebenarnya adalah polisakarida. Menghangatkan nasi dingin tidak akan menambah kalori pada nasi, tidak akan berpengaruh pada asupan kalori bagi orang yang sedang diet (kalorinya tetap sama), tetapi akan berpengaruh signifikan bagi penderita diabetes (menurunkan puncak gula darah setelah makan). Menghangatkan nasi dingin juga tidak akan menyebabkan seseorang terkena diabetes. Itu bukanlah penyebab diabetes.
Mungkin ada yang bertanya, bagaimana dengan nasi hangat yang baru dimasak, apakah berbahaya? Jawabannya adalah tidak. Namun, jika kita makan nasi secara berlebihan, kita memang bisa terkena diabetes. Bukan hanya nasi, tetapi juga jika kita makan terlalu banyak kentang, jagung, ketela, bakso, mie, steak, sate, kopi kekinian, bubur, roti, rendang, gorengan, susu, kita juga bisa terkena diabetes. Jadi, kata kuncinya adalah kelebihan konsumsi, bukan pada jenis makanannya.