Pseudoscience sendiri diartikan sebagai pengetahuan, praktek, metodologi, informasi yang seolah-olah ilmiah, namun tidak mengikuti metode ilmiah. Pseudoscience mungkin kelihatan ilmiah, tapi tidak memenuhi persyaratan metode ilmiah yang dapat diuji dan sering kali berbenturan dengan kesepakatan /konsensus ilmiah yang umum, contoh Pseudoscience yang dulu sempat menjadi trend adalah terapi urin. Coba bayangkan, kotoran kok dijadikan bahan terapi. Atau contoh lain yaitu ramalan tarot, ramalan paranormal, dan lainnya.
Sementara Psikologi merupakan cabang ilmu yang mempelajari perilaku manusia, diawali pada tahun 1879 dimana Wilhem Wundt mendirikan sebuah laboratorium psikologi pertama sebagai titik awal perkembangan sejarah psikologi.
Sebagai sebuah ilmu, pastinya Psikologi memiliki metodologi yang dapat dipertanggung jawabkan dalam melakukan berbagai kajian, seperti :
- Metodologi eksperimental
- Wawancara
- Angket
- Analisis Kerja
- Statistik
- Observasi ilmiah
- Biografi
Sehingga saat kesimpulan sudah dikeluarkan seorang praktisi Psikologi pasti sudah melewati atau melakukan seluruh kajian tersebut.