Investasi di reksadana lebih mirip dengan investasi awal daripada menaruh uang di bank atau nganggur. Imbal hasil reksadana bisa mencapai sekitar 5–6 persen per tahun untuk reksadana pasar uang, 8–16 persen untuk reksadana pendapatan tetap, dan bervariasi untuk reksadana saham. Sebenarnya, itu tidak terlalu besar jika kita memiliki bisnis sendiri dan berhasil atau jika kita investasi langsung ke bisnis yang berhasil.Ingatlah bahwa reksadana juga dapat mengalami kerugian.
Tapi…
Tidak semua orang memiliki kesempatan dan waktu yang tepat untuk membangun usaha atau investasi dalam bisnis yang berhasil. Bisnis sering gagal karena tidak semua orang memiliki waktu untuk berinvestasi langsung, sehingga mereka akhirnya menaruh uang mereka di manajer investasi melalui reksadana.
Buat saya, investasi reksadana lebih ke transit uang daripada nganggur. Reksadana relatif memiliki resiko yang terkontrol karena manajer investasi biasanya mendiversifikasi portfolionya.
Saya juga mengalokasikan portfolio saya sesuai profil resiko saya. Lebih enak karena sekarang udah banyak fintech untuk membantu investasi. Saya biasanya memakai robo advisor (cek jawaba saya tentang robo advisor) untuk membantu mengalokasikan investasi reksadana dan rebalancing.
Saya pertama kali menggunakan Robo Advisor karena teman saya mengajak saya ke Bibit.id untuk mendapatkan promo gratis 50% investasi dengan kode wsufkgw. Setelah itu, tampaknya platform itu cocok untuk saya, dan akhirnya saya merasakan keuntungan yang cukup besar.
Jadi, jawaban saya adalah ya, reksadana menguntungkan jika dibandingkan dengan tabungan.