Jumlah gigi taring di mulut kita biasanya empat: dua gigi taring rahang atas (satu di kanan dan satu di kiri) dan dua gigi taring rahang bawah (satu di kanan dan satu di kiri).
- Jika jumlahnya kurang dari itu, ada kemungkinan salah satu dari dua hal berikut terjadi:
- Giginya “tidur” di dalam tulang rahang atas impaksi, atau benih giginya tidak ada atau agenesis.
Jika jumlah gigi taring lebih dari yang seharusnya (dalam hal ini lima), itu disebut gigi supernumerary. Ini adalah kondisi di mana ada gigi tambahan yang seharusnya tidak ada di lengkung rahang kita. Ada tiga jenis supernumerary teeth ini.
Pertama, “Mesiodens”
adalah istilah yang mengacu pada gigi tambahan yang terletak di tengah dua gigi depan atas.
Contoh kasus Mesiodens.
[1]
Kiri: foto klinis gigi. Gigi yang saya lingkari warna hitam inilah yang dinamakan mesiodens. Kanan: foto radiograf dental dengan pasien yang sama. Perhatikan ada gigi kecil di tengah antara dua gigi seri yang berukuran kecil dan menyerupai gigi taring.
Kedua, Paramolar yang berarti ada gigi tambahan di dekat gigi geraham.
Contoh kasus Paramolar.
[2]
Kiri: foto klinis gigi. Gigi yang saya lingkari warna hitam inilah yang dinamakan gigi paramolar. Kanan: foto radiograf dental dengan pasien yang sama. Perhatikan ada gigi tambahan yang ditunjuk panah hitam, berbentuk seperti gigi geraham kecil atau premolar.
Ketiga, Distomolar
Istilah ini merujuk pada gigi tambahan di paling belakang dari gigi geraham paling ujung.
Contoh kasus Distomolar
[3]
, berupa foto radiograf panoramik. Gigi yang saya lingkari warna merah inilah dinamakan distomolar. Letak gigi ini persis di ujung seperti ini, dan berukuran lebih kecil dari gigi geraham pada umumnya.
Jadi, kalau ditanya normal atau tidak, tentu jawabannya tidak normal. Kasus seperti ini termasuk ke dalam anomali gigi. Gigi tambahan ini baiknya dicabut agar tidak menyusahkan Anda dalam menjaga kebersihan rongga mulut terutama saat menyikat gigi.
Semoga menjawab, terima kasih.