versi kasar dari fakta homo…
Tidak ada, suka sesama jenis itu karena si korban pertama kali dikorbankan oleh orang homo, biasanya dalam kondisi mabok hingga tidak sadarkan diri. Dengan waktu, si korban mulai merasakan dendam terhadap pelaku yang pernah melakukan tindakan di luar kewajaran atau disodomi, dan karena si korban tidak bisa membalaskan dendamnya kepada pelaku, yang biasanya tidak dia kenal, si korban akhirnya mencari korban lain yang biasanya lebih lemah darinya.
Itu adalah salah satu pengalaman orang yang saya kenal di daerah Depok, di mana saya sering melakukan perjalanan malam-malam dengan kantong kosong dan hanya menggunakan KRL, yang pada saat itu sering berinteraksi dengan masinis.
sampai di lokasi dugem biasanya orang ini mencari “abang-abangan” atau “orang dalem” biar free masuk ke dalam arena diskotik, trus udah di dalem ngapain?, duit gak punya?, relasi kurang?
akhirnya yang dia lakukan adalah menjual barang haram yang memang sengaja dititipkan oleh “abang-abangan” pada saat di pintu masuk tadi.
nah sialnya adalah biasanya penjual akan menaikan harga barang haram tersebut tanpa sepengetahuan pemilik barang misal harga yan harus di jual 50.000, tapi oleh si penjual dibandrol 100,000.
akhirnya ada 2 pilihan brengsek yang akan dihadapi oleh si penjual ini..
1. surplus barang & 2. untung besar dan salahnya adalah rata-rata mereka memilih poin 1 dimana ada kelebihan barang dari hasil penjualan maka biasanya akan mereka konsumsi sendiri sampai mabok, dan disinilah momen yang tepat bagi para homo bedebah yang memang sudah mengincar orang tersebut. (di diskotik dan tempat sejenis banyak manusia LGBT bangsat loh).
tapi karena para homo bedebah itu rata-rata tau bahwa si penjual barang haram ini biasanya punya bos (si abang-abangan tadi) maka si homo akan izin ke si abang-abangan ini untuk ML dengan si penjual itu.
Akhirnya terjadi tawar menawar harga, dan setelah kesepakatan dibuat, si penjual yang mabok itu dibawa ke toilet untuk digarap atau di sodomi. Akibatnya, si penjual itu menjadi dendam dan harus membalaskan dendamnya kepada orang lain yang lebih lemah.
Karena itu, kesimpulan saya adalah bahwa para penyuka sesama jenis sebenarnya tidak “suka”; mereka hanya ingin melampiaskan dendam atas trauma masa lalu dan dikemas dengan cara yang lebih halus saat ini.