Menurut saya, tidak. Algoritme pembelajaran mesin tanpa jaringan saraf (misalnya naive Bayes, regresi logistik, dll) adalah algoritme statistik yang tidak didasarkan pada proses pembelajaran manusia yang terjadi di otak. Saya belum menemukan karya ilmiah yang menyatakan hal tersebut, dan jika ada, saya yakin pasti akan sangat terkenal sehingga saya pasti pernah mendengarnya.
Hal yang sama juga berlaku untuk algoritme jaringan saraf tiruan yang diklaim didasarkan pada cara kerja otak manusia. Sejujurnya, kesamaannya hanya terbatas pada ilustrasi gambar saja. Tidak ada bukti bahwa otak juga melakukan komputasi yang sama seperti jaringan saraf tiruan. Beberapa indikasi mengarah ke arah ini: model jaringan saraf tiruan membutuhkan ribuan gambar kucing untuk dapat mengenali gambar kucing lain yang belum pernah diberikan. Manusia tidak membutuhkan jumlah gambar sebanyak itu. Mungkin hanya dengan 2-3 gambar kucing, manusia sudah dapat memahami bahwa kucing adalah hewan berbulu, berkaki empat, memiliki kuping yang agak runcing, dan sebagainya. Selain itu, model jaringan saraf ini mudah dikelabui hanya dengan mengubah beberapa piksel pada gambar, meskipun secara keseluruhan gambar tersebut hampir tidak berbeda. Manusia tidak akan tertipu oleh hal seperti ini. Dua contoh ini menunjukkan bahwa apa yang dilakukan oleh jaringan saraf tiruan tidaklah sama dengan otak manusia.