Apakah Anda berencana untuk membangun kesadaran merek? Jika iya, sangat penting untuk tidak sembarangan mengontrak Copywriter. Sebagai pemimpin perusahaan, Anda harus membuat “Brand Book” untuk menjaga citra merek tetap baik.
Tidak semua merek cocok menggunakan bahasa gaul seperti, “Hei gengs, mimin mau kasih promo nih!” atau sejenisnya. Ada merek yang copy-nya harus terkesan maskulin dan tidak boleh terlihat lembek atau terlalu mencari perhatian seperti contoh di atas. Semua ini dilakukan semata-mata untuk menjaga citra merek.
Proses menentukan tone copy, mirip dengan menciptakan karakter dalam sebuah novel. Seorang karakter yang dingin dan mengintimidasi seperti Sung Jinwoo, tidak mungkin tiba-tiba menyapa orang dengan, “Ges, udah makan belum?” Atau karakter EJ yang ceroboh dan suka berbuat semaunya, juga tidak mungkin tiba-tiba menjadi dingin dan sok ngulkas.
Memang benar bahwa seorang copywriter mungkin lebih ahli dalam hal persuasi daripada Anda. Karena itulah yang menjadi fokusnya selama bertahun-tahun. Dia sudah mengikuti puluhan kursus dan membaca puluhan buku tentang copywriting. Namun sebagai pemimpin, Anda tidak boleh membiarkan dia menulis copy sembarangan. Karena Anda sedang membangun kesadaran merek. Berikanlah kepadanya “Brand Book” perusahaan Anda. Di dalam buku tersebut, dijelaskan apa yang boleh dan tidak boleh dilakukan.