Bagaimana psikiater dan psikolog memandang fenomena kesurupan?
Share
Sign Up to our social questions and Answers Engine to ask questions, answer people’s questions, and connect with other people.
Login to our social questions & Answers Engine to ask questions answer people’s questions & connect with other people.
Lost your password? Please enter your email address. You will receive a link and will create a new password via email.
Please briefly explain why you feel this question should be reported.
Please briefly explain why you feel this answer should be reported.
Dalam dunia kesehatan fenomena kesurupan dikenal dengan nama “Dissociative Trance Disorder” (DTD) atau gangguan trans disosiasi. Kesurupan pada dasarnya adalah proses neuropsikologis yang melibatkan beberapa sirkuit di otak manusia. Hanya manusia yang bisa kesurupan.
Dalam ilmu kedokteran psikiatri (kesehatan jiwa), kondisi kesurupan/ DTD ini ditandai dengan perubahan identitas pribadi. Sebenarnya dalam kehidupan sehari-hari banyak yang mengalami hal yang mirip atau semacam kesurupan alias possesion alias trance ini tanpa disadari.
Seperti saat menyetir mobil atau motor tiba-tiba sampai tujuan dan lupa padahal harus mampir dulu ke tempat tertentu. Ini sama dengan kesurupan. Hanya saja kesurupan ini bisa dibilang “possesion ringan”.
Studi epidimiologi terhadap kesurupan ini menemukan adanya hubungan kondisi gangguan ini dengan keadaan sosial-budaya di masyarakat tertentu. Menurut psikiatri klasik, kesurupan dipicu adanya tekanan mental atau sosial yang masuk ke bawah sadar dan gagal diatasi oleh individu yang bersangkutan.
Neuroscience terkini menemukan adanya konflik temporer antara beberapa sirkuit otak emosi yang dimenangkan NAcc di amigdala, pada kondisi kesurupan. Sehingga penderita bertindak lepas kontrol, hilang kesadaran akan sekitarnya, tidak bisa membedakan kenyataan dan fantasi, nada suara berubah. Gejolak oksitosin dan dopamin di berbagai sirkuit realitas membuat penderita trance tidak bisa berkonsentrasi bahkan kadang-kadang hilang ingatan. Kondisi seperti itu dipengaruhi faktor sosial, spiritual, psikologis dll. Dengan pemeriksaan yang teliti faktor-faktor penyebabnya bisa diketahui.
Jadi pada dasarnya, kesurupan adalah kondisi neurologis (konstelasi psikologis) di otak manusia merupakan cara mendapatkan keuntungan untuk lepas dari tekanan mental yang tak disadari.