Bagaimana sejarawan memverifikasi bahwa prasasti itu jujur, tidak melebih-lebihkan?
AdriantoTeacher
Bagaimana sejarawan memverifikasi bahwa prasasti itu jujur, tidak melebih-lebihkan?
Share
Berdasarkan kumpulan tulisan Boechari, salah seorang epigraf terbesar Indonesia, yang berjudul “Melacak Sejarah Kuno Indonesia Lewat Prasasti” terbitan hasil kerjasama Universitas Indonesia dan EFEO (Ecole Francais d’Extreme-Orient), saya memperoleh gambaran bagaimana para epigraf mengkaji dan memverifikasi sebuah prasasti.
Kemudian perlu dipahami bahwa ada masa Jawa Kuno, tingkat baca tulis masih terbilang rendah. Kemampuan menulis aksara Jawa Kuno hanya dimiliki oleh segelintir orang saja, terutama para bangsawan, pejabat pemerintahan, kaum agamawan, serta masyarakat yang hidup di dekat pusat pemerintahan saja. Oleh karena itu, prasasti tidak ditulis oleh sembarang orang melainkan seorang juru tulis berstatus pegawai negeri yang disebut Citralekha, pejabat dapat ditemui di semua jenjang pemerintahan mulai dari pemerintah pusat hingga pemerintah desa.