Tidak semua orang cocok bekerja di perusahaan startup.
Saya pernah bekerja di salah satu startup e-commerce terbesar di Indonesia (B**b**.com). Saya bergabung tahun 2011 awal, pada saat itu jumlah karyawannya masih 28 orang –sekarang sudah mencapai >1.600 karyawan.
Karena kami hanya tim kecil, saya diinterview langsung oleh CEO dan pemiliknya selama proses recruitment.Lucunya, saya tidak tahu perusahaan ini. Pada hari pertama saya bekerja, tepatnya saat kontrak ditandatangani, saya baru tahu nama perusahaannya. Sebenarnya, ketika saya melamar, saya lebih memilih posisi di induk perusahaannya daripada di startup ini.
Saya mengalami beberapa perpindahan pekerjaan dan mutasi selama 8,5 tahun bekerja. Dimulai dengan komunikasi marketing, saya kemudian beralih ke pengaktifan merek, spesialis CRM, dan spesialis email marketing sebelum beralih ke manajemen komunikasi dan budaya internal di departemen HRD.
Kalau sekarang, proses rekrutmennya kira-kira seperti ini:
- Ada beberapa jalur masuk: melamar pada saat jobfair, melalui career page resminya, mulai sebagai intern lalu diangkat menjadi karyawan saat lulus, melalui program MDP, melalui IT associate program, atau melalui program employee get employee.
- Jenjang karir : paling rendah dimulai dari level 6 sampai dengan level 1 untuk CEO. Kurang lebih urutannya sebagai berikut : staff, senior staff, officer, senior officer, asisten manager, manager, senior manager, vice president, senior vice president, CEO.
- Alur penerimaanya : apply, diseleksi oleh tim rekrutmen, panggilan psikotes tertulis, skill test (untuk beberapa posisi), interview user (bisa tatap muka atau concall bila lokasinya jauh), interview HRD, tes kesehataan, closing interview, bergabung sesuai tanggal yang telah ditentukan, mengikuti onboarding program selama satu minggu, bekerja normal.
- Status kepegawaian : level fresh graduate akan diangkat sebagai pegawai kontrak selama 6 bulan (di evaluasi setelah 6 bulan, lalu bisa diperpanjang lagi kontraknya bila diperlukan, bila lolos dapat diangkat tetap). Pegawai tetap dengan probation 3 bulan (hanya berlaku untuk profesional dengan pengalaman kerja minimal 3 tahun di bidang yang sama), atau outsourcing. Tidak semua karyawan lulus probation, kalau tidak lolos ya diberhentikan.
- Bila mengundurkan diri : submit surat resign minimal 1 bulan sebelumnya, approved oleh atasan langsung dan HRD, exit interview, last day.
Sisi positif bekerja di startup ini:
- Gaji awal untuk fresh graduate diatas rata-rata, untuk profesional sesuai kesepakatan/negosiasi (level middle range-nya mulai dari belasan-puluhan juta).
- Cuti tahunan 10 hari kerja, diluar cuti bersama yang ditetapkan perusahaan. Cuti sakit, cuti menikah, cuti kematian keluarga, cuti ibadah haji, dan hourly leave.
- Bonus di bulan maret (disesuaikan dengan performa kerja), bonus akhir tahun, THR.
- Tunjangan transportasi (pada beberapa level tertentu) dan kendaraan (level manager).
- Tunjangan medical (unlimited), BPJS kesehatan, BPJS ketenagakerjaan.
- Breakfast dan lunch.
- Jam kerja official 08.00–17.00, atau maksimal datang paling telat jam 09.30 + 9 jam dari jam masuk. Terkadang bisa bekerja remote dari rumah, khusus untuk beberapa departemen tertentu (biasanya departement tech).
- Konsep kantornya open space (selayaknya tech startup lainnya), dengan sistem hot desk (tidak ada tempat duduk, silakan bekerja di spot-spot yang disediakan).
- Banyak training/coaching baik lokal ataupun luar, disesuaikan dengan level pekerjaan. Ada kesempatan untuk mendapatkan beasiswa S2.
- Ada pemilihan best employee setiap tahunnya. Bagi yang terpilih akan mendapatkan bonus wisata ke luar negeri.
- Banyak kegiatan informal karyawan seperti town hall, depertment outing, farewell, sport club (basket, futsal, yoga, saman, dance, vokal, dll), seasonal event (halloween, valentine, imlek, paskah, kartinian, dll).
Sisi negatif bekerja di startup ini:
- Jam kerja “fleksibel” sering kali diartikan sebagai “bekerja tanpa kenal waktu”. Whatsapp/chat apps harus selalu online. Lembur tidak dihitung, bila masuk saat weekend hanya mendapatkan cuti pengganti.
- Meskipun iklim kekeluargaanya kuat, namun politik kantor tetap kental terasa.
- Sistem penilaian kerja tidak standar antar departemen, lebih tepatnya tergantung “kebaikan hati” atasan. Sering kali terjadi departemen A rata-rata nilainya tinggi semua (outstanding) sementara di departemen lain under perform.
- Komunikasi cenderung top to down. Kadang informasi dari atas tidak sampai ke bawah.
- SOP belum sempurna, jadi kadang alur pekerjaannya jadi panjang/tidak jelas.
Kesimpulan saya:
- Harus mempertimbangkan konsekuensi dari “work-life balance”, terutama bagi yang sudah menikah (apakah pasangan tidak keberatan kalau waktu bekerja lebih panjang?)
- Terbiasa dengan SOP atau struktur organisasi yang berubah-ubah terus.
- Bekerja di startup lebih sesuai untuk fresh graduate karena lompatan jenjang karirnya lebih cepat dibandingkan corporate, atau untuk profesional yang sudah “matang”.
Kalau semua poin tersebut ok, mungkin kamu cocok untuk bekerja di perusahaan startup 🙂