Setiap spektrum politik agama Hindu pasti memiliki pendapatnya sendiri dalam konteks India Hindu. Orang yang moderat akan mengatakan bahwa agama Hindu sangat menerima LGBT+, sementara orang sayap kanan ekstrim akan mengatakan bahwa LGBT+ bertentangan dengan nilai-nilai saat ini. Orang sayap kiri ekstrim akan mengatakan bahwa agama Hindu tidak menerima toleransi.
Sadhguru mengatakan bahwa LGBT+ tidak bertentangan dengan ajaran Hindu. Namun, dia juga mengkritik kelompok cis dan LGBT+ yang mengkotak-kotakkan diri berdasarkan orientasinya.
[1]
Baba Ramdev menimbulkan kontroversi di India ketika dia menyatakan bahwa yoga dapat menggabungkan homoseksual.
Amish Tripathi menyatakan bahwa LGBT+ sudah menjadi bagian dari budaya India kuno sejak lama. Selain itu, Srikandi dalam Mahabharata menjadi salah satu referensi untuk eksistensinya. Ia berpendapat bahwa hukum Smriti, termasuk Manusmriti, adalah hukum manusia dan tidak ada hubungannya dengan kepercayaan Hindu.
[2]
Devdutt Pattanaik sendiri berkata bahwa agama Hindu sangat berbeda dengan agama Samawi dalam memandang LGBT+. Menurutnya, seks merupakan lambang sakral dan bukan merupakan sebuah aib yang harus ditahan. Tentu, hal tersebut sangat bertentangan dengan norma umum yang terjadi dalam masyarakat India pada umumnya. Ia juga sering dikritisi oleh kelompok Hindu konservatif karena sering fetishize LGBT+ dan mencocokologikannya ke dalam agama Hindu.
[4]
Catatan Kaki
Unplug with Sadhguru: Is homosexuality against religion?
[2]
Freedom to Love is For Everyone: Amish on LGBT Rights, Sec 377
[3]
http://sutra (https://www.scmp.com/week-asia/politics/article/2164299/gay-sex-india-has-assumed-ancient-position-read-kama-sutra)
[4]