Bagi mahasiswa baru di semester 1, mana yang lebih penting: mulai aktif di UKM/organisasi kampus atau fokus di bidang akademik supaya tidak keteteran di semester berikutnya?
yanto munandarExplainer
Bagi mahasiswa baru di semester 1, mana yang lebih penting: mulai aktif di UKM/organisasi kampus atau fokus di bidang akademik supaya tidak keteteran di semester berikutnya?
Share
Anda kuliah tujuan utamanya apa? Jadi organisatoris atau mencari ilmu sesuai bidang kuliahnya?
Misal kuliah dengan biaya orang tua, coba bilang ke orang tua “Pak, bu, saya kuliah ini tujuannya agar bisa ikut organisasi, bukan untuk belajar sesuai jurusannya”, wah bisa dicoret dari KK Anda nanti.
Perhatian! Ini akan menjadi jawaban yang panjang, karena saya paling gemas dengan topik sejenis ini. Kalau tidak kuat membaca mohon lambaikan tangan
Bagi saya ya jelas akademik dulu. Anda aktif organisasi tapi IP dapat satu koma, apalagi nol koma, bisa tewas di semester berikutnya. Penuhi dulu tujuan utamanya, itu kaitannya dengan tanggung jawab Anda sebagai mahasiswa. Ibaratnya kalau dalam islam, ada wajib dan ada sunnah, kita harus tau mana prioritas utamanya.
Bukan berarti organisasi tidak penting, saya menulis berdasarkan pengalaman. Tanpa bermaksud mengunggulkan diri, hanya sebagai pendukung jawaban, ketika kuliah saya adalah organisatoris dan akademisi. Saya pendiri dan ketua dari beberapa organisasi di kampus, meraih beberapa prestasi nasional, memiliki bisnis sebelum lulus, dan IPK saya 3.78.
Sebelum saya jelaskan detailnya, mungkin Anda bisa melihat gambar ini dulu
CHAPTER 1 : SISI GELAP ORGANISASI MAHASISWA
Tidak sedikit anak-anak organisasi mahasiswa (ormawa) yang bermental seperti diatas, sok kuasa, merasa senior, merasa organisasinya paling penting, merasa ini, merasa itu, dan lain sebagainya. Yang berdampak ke menyalahkan mereka yang tidak ikut atau tidak mendukung organisasinya. Beda pandangan dianggap salah. Saya menjumpai banyak yang seperti ini, sangat banyak!
Tidak sedikit dari anak-anak ormawa yang merasa berkuasa, padahal diluar organisasinya mereka bukan siapa-siapa, bahkan tidak memiliki pengaruh sedikit pun. Bukan berarti ormawa ini tidak bagus, bagus tapi harus tau porsinya. Yang lebih bodoh lagi sampai memberi opsi : “kamu pilih organisasi atau kuliah?”, ya jelas kuliah lah.
Muncul pertanyaan “Mas, saya ikut organisasi karena saya nggak pinter kuliahnya, kuliahnya bukan passion saya”. Lah ini namanya lari dari masalah. Tanggung jawab pribadinya saja belum bisa dipenuhi, mau ambil tanggung jawab lain. Kalau memang bukan passionnya disitu, ya tahun depan Anda keluar, ikut tes lagi, pilih jurusan yang memang menjadi passion Anda. Daripada dilanjutkan bertahan dan bahkan tidak menjadi apa-apa, hanya menambah angka pengangguran terpelajar di Indonesia saja nantinya.
Lihat data diatas, angka pengangguran terpelajar ini sudah tinggi, jangan ditambah-tambahi lagi. Begitu lulus tidak punya skill, cari kerja susah, yang disalahkan pemerintah. Kalau mau nyumbang, ya nyumbang prestasi, nyumbang karya, nymbang solusi, jangan nyumbang masalah.
Chapter 1 : End
CHAPTER 2 : PENTINGNYA SKILL DI ERA REVOLUSI INDUSTRI 4.0
Lah apa kaitannya dengan pertanyaan? Ini kaitannya dengan prioritas. Anda bisa membaca penelitian dari Oxfordmartin disini[1]. Disitu dijelaskan detail urutan-urutan pekerjaan yang terancam digantikan oleh mesin, beserta bagaimana metode perhitungannya.
Di era ini, kondisi sudah jauh berbeda dengan beberapa tahun lalu. Otomasi sudah ada dimana-mana. Banyak PHK karena pekerjaan digantikan oleh mesin. Mereka yang unskilled, atau skillnya tidak match dengan kebutuhan, pasti akan tergeser. Inti dari revolusi industri 4.0 adalah efisiensi, dan efisiensi adalah produk dari intelegensi. Salah satu komponen pendukung intelegensi adalah kemampuan akademik.
Anda bisa cari di berita, sudah berapa ribu orang yang sudah tergeser oleh kehadiran mesin. Di bandara, toll, parkir, SPBU, dan sebagian sudah banyak digantikan mesin. Ya memang beginilah zaman akan terus berkembang, adaptasi atau mati.
Disinilah pentingnya kuliah sesuai passion dan kuliah serius, bukan cuma datang, kerjakan, lupakan. Semakin zaman tuntutan skill semakin tinggi. Hanya yang terbaik dari yang terbaik yang bisa mencapai titik tertinggi. Sisanya ya jadi biasa-biasa saja, atau bahkan tersingkir dari persaingan.
Akan jauh lebih mudah ketika di semester awal Anda tidak memiliki kendala akademik. Karena jalan berikutnya akan lebih terbuka lebar apabila akademik Anda bagus, terutama skill Anda bagus. Banyak beasiswa dan program-program pengembangan atau riset akan terbuka lebar ketika Anda punya memulai dengan benar disini. Semakin cepat Anda memulai, semakin banyak pilihan yang bisa Anda ambil.
Ketika Anda mengawali dari meningkatkan kapasitas diri di bidang kuliah Anda (dalam hal ini akademik), sejauh pengalaman saya, ini cenderung menarik orang-orang kuat lain untuk ikut berkolaborasi dengan Anda. Salah satu dari orang kuat ini biasanya adalah dosen. Ketika dosen sudah di pihak Anda, sudah semester depan mau ngapain aja InsyaAllah lancar, karena decision makernya sudah kepegang.
Chapter 2 : End
CHAPTER 3 : SAAT INI ADALAH ERANYA KOLABORASI
“Ah mas, saya kuliah nggak sesuai passion dan bisa sukses tuh?”. Bapaknya teman saya, sekolahnya cuma sampai SD dan bisa punya beberapa perusahaan yang omsetnya miliaran perbulan. Kalau mengacu dari situ, apakah berarti kita cukup sekolah sampai SD saja? Ada beberapa hal yang memang exception
Tapi ada satu hal yang pasti, “tidak pernah ada orang yang bisa sukses sendirian”. Semua orang-orang sukses pasti berkolaborasi, bekerjasama, tidak berjalan sendiri. Tidak ada orang sukses yang tidak memiliki relasi. Disinilah peran berorganisasi selama kuliah, sebagai sarana berlatih berkolaborasi, manajemen masa, manajemen konflik, dan sebagainya.
Berorganisasi penting ketika Anda ingin mencapai level pengembangan yang lebih luas. Salah satu hal penting dalam organisasi adalah pembelajaran tentang kolaborasi. Di tahun depan, beberapa bank besar akan merger, ini contoh bahwa dengan kolaborasi dapat membawa Anda ke titik yang jauh lebih besar .[2] Bahkan isunya raksasa besar gojek dan grab pun juga akan berkolaborasi.
Kolaborasi ini adalah langkah setelah Anda sudah cukup besar, lalu ingin menjadi lebih besar lagi. Kalau dikembalikan ke pertanyaan, ya semester awal fokusnya menjadi besar dulu, setelah itu kalau ingin menjadi lebih besar, ya berkolaborasi dengan yang lain. Tapi ingat, besarlah tanpa harus menjatuhkan, kalau bisa besar bersama justru lebih baik.
Berorganisasi itu penting, tapi tanpa adanya ilmu, Anda hanya akan mendapatkan relasi, dan dengan adanya ilmu, Anda akan mendapatkan relasi yang berkualitas. Relasi yang berkualitas datang dari pribadi yang juga berkualitas. Terkait pilihan organisasi atau UKM, pilihlah yang Anda bisa berkembang disitu. Pada akhirnya akan menjadi seperti kata pepatah, “birds with the same feathers flock together”
Chapter 3 : End
Sekian cerita dari saya, apabila ada kesalahan dalam penulisan maupun penyampaian saya mohon maaf, saya masih fakir ilmu yang perlu banyak belajar.
Catatan Kaki
[1] https://www.oxfordmartin.ox.ac.uk/downloads/academic/The_Future_of_Employment.pdf
[2] Historia Bisnis: Merger Bank BUMN, Harapan Digantung ke Mandiri | Finansial – Bisnis.com