Tergantung
Denmark
[1]
Bahasa Denmark adalah bahasa yang merupakan keturunan Skandinavia Kuno dari kelompok Jermanik Utara dari subfamili Jermanik dari keluarga Indo-Eropa. Bahasa ini sangat erat kaitannya dengan bahasa Swedia, Norwegia, dan Islandia. Bahasa ini pada dasarnya juga berkerabat dekat dengan bahasa Inggris, karena keduanya berasal dari rumpun bahasa Jerman. Selain itu, bahasa Norse pernah ada di Kepulauan Inggris.
Peta Denmark
[2]
Bahasa Denmark mulai terpisah dari bahasa Norse Kuno sekitar abad ke-8 sebagai bahasa Denmark Kuno dan berkembang menjadi bahasa Denmark yang Anda kenal sekarang. Pada tahun 2019, sekitar 6.000.000 orang menggunakan bahasa ini. Bahasa ini sebenarnya mempunyai beberapa dialek yaitu Bornholmsk, Jysk, Synnejysk dan Ømål. Saya membahas kesederhanaan dan kompleksitas bahasa ini
[3]
Kemudahan
Bahasa Denmark saat ini telah disederhanakan melalui evolusi. Proses penyederhanaan ini sebenarnya tidak hanya terjadi pada bahasa tersebut, tetapi juga pada bahasa Norwegia, Swedia, bahkan Jermanik Barat seperti Belanda. Oleh karena itu, bahasa ini sebenarnya memiliki paramasastra yang lebih sederhana. Salah satu buktinya adalah konjugasi kata kerja yang disederhanakan. Berbeda dengan bahasa Inggris dengan is, am, are copula, bahasa Denmark menggunakan er er misalnya.
- Vandet er beskidt. (dan) – The water is dirty. (eng)
- Du er en dum mand. (dan) – You are a stupid man. (eng)
- Der er myrer på jorden. (dan) – There are ants on the ground. (eng)
Demikian pula bahasa ini tidak mengenal sistem akhiran -s untuk kata kerja seperti dalam bahasa Inggris, karena konjugasi kata kerja hanya berdasarkan tense dan aspek yang digunakan, misal:
- Jeg skriver et brev. (dan) – I write a letter. (eng)
- Pigen elskede sin kæreste. (dan) – The girl loved her boyfriend. (eng)
- Hvad havde du hørt om mig? (dan) – What had you heard about me? (eng)
Kesulitan
Bahasa Denmark sebenarnya mirip dengan bahasa Prancis dan Inggris karena pengucapannya tidak sesuai dengan bentuk tulisannya. Hal ini karena bahasa tersebut mempunyai konsonan stød, yaitu konsonan lompat nada. Oleh karena itu, beberapa kata bersifat homografik, artinya bentuk tulisannya sama tetapi pengucapan dan maknanya berbeda, misalnya:
- hænder /ˈhɛnɐ/ (happens) – hænder /ˈhɛnˀɐ/ (hands)
- læser /ˈlɛːsɐ/ (reader) – læser /ˈlɛːˀsɐ/ (reads)
- maler /ˈmaːlɐ/ (painter) – maler /ˈmaːˀlɐ/ (paints)
Hal ini menjadi tantangan ketika mempelajari bahasa Denmark, karena fitur ini sering kali membingungkan pelajar bahasa tersebut, terutama penutur asli yang terbiasa berbicara cukup tinggi.
Selain itu, beberapa siswa Denmark juga harus menghafal gender dari berbagai kosakata, yang hanya bisa dipelajari jika membiasakan diri. Tidak ada trik khusus untuk mempelajari seks. Gender juga mempengaruhi artikel yang bersifat kuantitatif dan tidak terbatas, sehingga perlu bersabar dalam mempelajarinya, misalnya:
- en dreng (a boy) – drengen (the boy) – drenge (boys) – drengene (the boys)
- en flod (a river) – floden (the river) – floder (rivers) – floderne (the rivers)
- et skab (a cupboard) – skabet (the cupboard) – skabe (cupboards) – skabene (the cupboards)
- et træ (a tree) – træet (the tree) – træer (trees) – træerne (the trees)
Oleh karena itu, menurut saya tingkat kesulitan bahasa ini bergantung pada cara Anda memandang bahasa tersebut. Setiap bahasa memiliki tantangannya masing-masing. Bahasa apa pun mudah dipelajari jika Anda menyukainya. Menurut saya, bahasa ini tidak sulit jika Anda pernah belajar bahasa Inggris sebelumnya.
Ičeiž kel’t ed unohta
Daftar Pustaka