Bukan tidak belajar dari sejarah, tetapi daurulang itu memang keharusan dan lagi pula pengulangannya bukanlah siklus 2 dimensi, tetapi 3 dimensi atau serupa tapi tAk sama.
Feodalisme Hindu Jawa berulang dimasa orba suharto.
Nasi-tumpeng dan pukul gong muncul lagi pada acara kenegaraan.
Ketoprak humor juga muncul pada Ateng, cs, tak boleh kritik langsung.
Tetapi kediktatoran tak persis sama. Masa Suharto diktatur disertai militerisme, itu bedanya.
Lintasan DU sejarah adalah spiral 3 dimensi seolah terletak di dinding silinder, dimana ttk 1 tdk sama dgn 3.
1 diktator feodalisme dan 3 bercampur militerisme.
Dan DU sejarah ini selalu 1 paket dgn hukum dialektika dan evolusi.
1 = feodalisme Hindu Jawa
2 = Sukarnoisme anti feodal
3 = Suhartoisme anti Sukarno atau neo feodalisme Hindu Jawa