Faktanya, banyak dari kita yang terpaksa belajar bahasa Inggris.
Bahasa Inggris digunakan di Persemakmuran dan Amerika Serikat. Melalui budaya popnya, negara ini telah banyak membantu memperkuat citra Inggris hingga dapat ‘keren’ sampai saat ini.
Melihat lebih jauh, negara-negara Persemakmuran dan negara-negara berbahasa Inggris adalah negara-negara kaya, pusat perekonomian dunia.
Ada dua jenis difusi bahasa: sukarela dan wajib. Misalnya saja kalau budaya pop Indonesia banyak peminatnya, seperti (yang sekarang terkenal contohnya) K-POP, pasti banyak orang yang ingin belajar BI. Lalu ketika perekonomian Indonesia semakin kuat seperti Tiongkok sekarang, maka semakin banyak orang yang terpaksa, mau atau tidak, untuk belajar bahasa tersebut agar bisa mendapatkan gaji/berbisnis yang lebih tinggi.
Bukannya tidak ada yang mau belajar, namun nyatanya posisi dan pengaruh Indonesia secara global masih belum cukup kuat. Jika hal ini berubah, maka otomatis banyak orang yang belajar BI baik secara sukarela maupun wajib.