Jadi, seorang bapak yang tinggal di ujung gang utama kos saya meninggal dua minggu yang lalu. Karena saya bekerja, saya awalnya tidak tahu.
Saat saya kembali dari shift 2 sekitar jam 10 malam, saya menemukan bahwa gang kos utama saya ditutup karena ada pengajian (tahlilan) si bapak almarhum. Untuk mencapai kos saya, saya akhirnya harus putar balik melalui gang B. Pada awalnya, itu normal. Selain itu, gang kos saya biasanya penuh.
Beberapa hari setelahnya, saya libur. Saya terbangun sekitar jam 1 malam dengan kondisi perut lapar. Akhirnya saya memutuskan untuk mencari makan. Saya melewati gang utama, karena gang B ditutup portal setiap jam 12 malam hingga jam 4 pagi. Otomatis saya melewati rumah bapak almarhum. Karangan bunga besar masih berderet segar di depan pagar rumah bapak almarhum. Entah mengapa, saya merasa malam itu menjadi mencekam saat saya melewati karangan bunga-bunga itu dan membaca sekilas ucapan bela sungkawa yang ada di sana. Warung-warung yang biasanya buka 24 jam juga entah mengapa sudah tutup saat itu. Bulu kuduk saya meremang, yang saya pikir karena dingin.
Hampir sampai di jalan utama, mata saya menangkap sosok putih berdiri mematung di pinggir jalan. Benar-benar diam dan tidak bergerak. Wajah hitamnya yang mengerikan menunduk. Dan saya meyakini dari wujudnya, sosok itu berupa om poci. Tubuhnya cukup tinggi dan berisi, dibalut kain putih dan terikat. Hati saya berdebar dan saya berpikir untuk putar balik. Namun karena itu adalah gang, agak sulit bagi saya untuk putar balik. Akhirnya saya pura-pura tidak melihatnya dan melewatinya. Malam itu, sampai subuh, saya keliling-keliling saja di jalanan. Saya menunggu subuh, supaya saya bisa pulang melalui gang B dan tidak melewati gang utama, tempat dimana om poci berdiri mematung tadi.
Saat ini, saya sering merasa ketakutan setiap kali saya keluar malam atau pulang kerja shift 2. Apalagi kalau harus melewati gang itu tengah malam.