Tentu saja boleh! Awalnya, saya seorang ibu rumah tangga dengan satu anak, tapi kemudian beralih profesi menjadi “penjual kue.” Banyak yang bertanya, kursus di mana sampai bisa bikin kue? Saya hanya menjawab, “Karena terdesak kebutuhan susu dan popok yang terus naik harganya, Bun.” Padahal, sebenarnya lebih karena gabut di rumah, menunggu suami pulang dan anak yang sudah mulai bisa main sendiri. Tak disangka, Allah malah menuntun saya menjadi tukang kue dadakan.
Ada juga yang bilang harga kue saya terlalu murah, tidak mengikuti standar pasar, dan menyarankan untuk menaikkannya. Namun, tantangannya adalah pasar saya di desa, bukan di kota, di mana daya beli masyarakat masih rendah. Akhirnya, saya mengakali dengan memasukkan produk ke beberapa marketplace. Saya pasang harga yang kompetitif, tetapi tetap menjaga kualitas.
Jika ada teman-teman yang ingin mencicipi, silakan! Pengiriman bisa ke seluruh Indonesia selama jasa pengiriman masih beroperasi.