Banyak orang berpikir bahwa lemak akan sepenuhnya hilang melalui keringat, urin, atau kotoran saat kita berolahraga. Tapi sebenarnya tidak begitu banyak, hanya sedikit lemak yang terbuang melalui keringat, urin, dan kotoran.
Keringat bukanlah tanda pasti bahwa lemak telah keluar. Keringat muncul karena tubuh kita menghasilkan panas saat berolahraga, baik dari dalam tubuh maupun dari luar tubuh.
Pernahkah kalian merasa tubuh terasa ringan setelah berkeringat saat berolahraga?
Itu sebenarnya berat air yang hilang, bukan lemak! Jadi tidak perlu heran jika kita merasa ringan sejenak.
Hal yang sama juga berlaku untuk urin dan kotoran. Ketika kita buang air kecil atau besar, berat cairan urin dan kotoran kita berkurang. Tapi lemak kita tidak menghilang begitu saja.
Sebagian besar, lemak akan berubah menjadi karbon dioksida dan air saat kita bernafas dan berolahraga dalam keadaan defisit kalori. Lemak terdiri dari trigliserida yang satu molekul gliserol mengikat 3 asam lemak.
Ketika kita dalam kondisi defisit kalori dan aktif berolahraga, kita akan menghirup banyak oksigen untuk mengubah lemak menjadi karbon dioksida dan air melalui pernapasan.
Semakin banyak oksigen yang kita gunakan saat bernapas, semakin banyak lemak yang akan diubah menjadi karbon dioksida dan air saat kita berolahraga dalam keadaan defisit kalori. Sebagian kecil dari karbon dioksida dan air ini juga dapat keluar melalui keringat dan urin.
Tujuan berolahraga adalah untuk meningkatkan konsumsi oksigen melalui gerakan otot dan metabolisme yang banyak, sehingga lemak memiliki kemungkinan yang lebih besar untuk diubah menjadi energi, karbon dioksida, dan air. Hal ini merupakan sistem kesetimbangan energi dimana energi yang masuk harus sama dengan energi yang keluar.
Itulah penjelasan dari saya. Terima kasih.